400 Takmir Masjid Se-Kota Yogyakarta Peroleh Pelatihan Manajemen Kemakmuran Masjid

Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1439 H, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta dan Dewan Masjid Kota Yogyakarta menggelar pelatihan manajemen kegiatan dan kemakmuran masjid. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Grand Inna Malioboro itupun diikuti 400 Takmir Masjid se-Kota Yogyakarta, minggu (8/4).

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta Muhammad menjelaskan, Kegiatan tersebut dilakukan guna mengantisipasi keuangan masjid saat bulan suci Ramadhan yang biasanya pemasukannya akan jauh melebihi bulan-bulan di luar Ramadan.

“Jangan sampai nanti saat sudah Ramadan baru kebingungan mengelola keuangan yang jumlahnya terus meningkat. Sebab biasanya umat atau jamaah akan banyak bersedekah di bulan yang suci itu,” jelasnya.

Dengan kegiatan ini, Ia berharap semua kegiatan di bulan suci Ramadhan nanti bisa terakomodir karena sudah dipersiapkan manajemennya. Ia khawatir kalau tidak ada persiapan Hal itu akan membuat kualitas kegiatan Ramadan di masjid setempat akan kurang maksimal dan manfaat bagi jamaah juga tidak bisa seperti yang diharapkan.

Mengusung tema “Masjid Megah, Jamaah Indah, Dana Melimpah” kegiatan tersebut digelar atas dukungan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat).

Dalam kesempatan yang sama Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengaku mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Mengingat potensi dana di masjid belakangan juga makin besar seiring kesadaran umat dalam berinfaq, sodaqoh dan lainnya. Untuk itulah perlu pengelolaan yang baik dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masjid dan jamaahnya,” jelasnya.

Menurutnya masjid memiliki fungsi yang lebih luas dari sekadar tempat untuk menunaikan shalat. Masjid juga merupakan pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

“Di dalam masjidlah, seorang muslim berproses, membentuk keimanan, dan mengasah kemampuannya untuk memberikan manfaat bagi sesama,” imbuhnya.

Kemakmuran sebuah masjid, lanjutnya, bukan hanya dinilai dari bangunan fisik yang megah tetapi juga ditilik dari kualitas pembinaan masyarakat yang ada di dalamnya.

“Masjid yang makmur adalah masjid yang hidup, senantiasa dihiasi oleh kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan meningkatkan keimanan para umatnya,” ucapnya.

Heroe meminta para pengurus dan takmir harus mampu menciptakan organisasi yang modern serta melaksanakan manajemen yang profesional dan kreatif, baik dari sisi kegiatan maupun dari segi pendanaan.

Heroe berharap takmir masjid turut andil dalam mensejahterakan masyarakat. Caranya dapat dengan mendata warga-warga miskin di sekitar masjid untuk menerima bantuan. (Tam)