Gabungan Organisasi Wanita Kota Jogja Anjangsana Ke Panti Lansia Wreda Budi Dharma
Gabungan Organisasi Wanita ( GOW) Kota Yogyakarta beranjangsana ke Panti lansia Wredha Budi Dharma di Ponggalan Giwangan kecamatan Umbulharjo. Anjangsana ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Kartini tahun 2018.Kedatangan sekitar 25 orang anggota GOW itu dipimpin langsung oleh ketua GOW kota Yogyakarta Ny. Hj. Tri Kirana Muslidatun Haryardi Suyuti dan diterima oleh kepala UPT Heri Suprianto.
Heri melaporkan para lansia yang berada di panti Wreda sangat senang dengan kunjungan ibu ibu yang tergabung dalam GOW itu. Meskipun kunjungan akan dilaksanakan jam 10.00 wib, para lansia telah menunggu di aula sejak pukul 08.30 an. “Mereka sangat antusias mau menyambut para ibu yang tergabung dalam GOW. Makanya sejak pagi para si Mbah sudah siap-siap mandi , dandan dan tunggu di aula ini. Meskipun kita sudah sampaikan acara dimulai jam 10, tapi mereka remen,” ujar Heri di depan ibu-ibu GOW, Minggu, (16/04/2018) siang..
Heri menjelaskan para penghuni panti pada umumnya berusia diatas 60 tahun. Jumlah penghuni di panti wreda sebanyak 59 orang terdiri atas 19 laki 40 wanita. Jumlah terbanyak berasal dari kota Yogyakarta. “Kami memprioritaskan warga kota Yogyakarta yang mengalami kesulitan. UPT juga mengutamakan keluarga yang tidak mampu, yang karena keterbatasannya tidak mungkin untuk mencari nafkah sendiri,” jelas Heri. Dikatakan para lansia itu ada yang diserahkan oleh warga masyarakat sekitarnya, karena tidak memiliki keluarga. Selain itu tempat tinggalnya pun mengindung. “Anak anaknya juga karena keterbatasan dalam hidup mereka sendiri, terpaksa tidak mampu membiayai hidup orangtuanya sehingga dititipkan kesini,” tambah Heri.
Heri menjelaskan UPT Rumah Pelayanan Sosial panti Wreda Budi Dharma, merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Sosial Kota Yogyakarta. Panti yang berdiri sejak tahun1952 atau telah berusia 66 tahun itu awal mulanya bernama panti penaungan social. Panti itu menampung segala macam permasalahan sosial yang ada di Kota Yogyakarta. Panti Sosial itu berdiri tahun 1952 dan alamat kantor di jalan Solo atau hotel Sri Manganti. Di hotel inilah awal mula UPT berdiri. Pada tahun 1967 mulai dipilah sesuai dengan permasalahan masing masing. Anak terlantar ditampung di panti asuhan sedangkan yang lanjut usia ditampung di panti Wreda yang tahun 1967 masih menyewah di daerah Tegalgendu. Sedangkan para gelandangan dan pengemis (gepeng) dan psikotic ditampung di Ciptomulyo, Sisingamangaraja. Sekarang Ciptomulyo menjadi panti Karya (sebelah utara green house). Tahun 2016 karena kewenangan ditarik di tingkat propinsi maka sekarang panti karya diampuh oleh Dinas Sosial Propinsi DIY.
Heri menambahkan untuk memberi rasa nyaman bagi para lansia mereka akan merehab gedung bangunan yang dikatakan sebagian sudah mulai rusak akibat gempa melanda Yogyakarta lalu. “Ke depan bangunan yg masih nuansa lama ini, 2019 akan direhab. Bangunan lama sudah mulai rusak karena gempa,” kanya. Gedung yang akan direhab meliputi gedung perkantoran, rumah dinas , wisma baru dan dapur.
Jumlah karyawan Panti Wreda terdiri dari tenaga ASN 9 orang yang tenaga Non ASN yakni Perawat 9 orang, juru masak (3), driver (2) satu orang ambulance satu operasional, tanaga kebersihan baerasal dari outsorching dan 1 orang ahli gizi.
Heri juga menjelaskan bahwa Dari 59 yang ada 12 orang dalam kondisi bedrest, dan 9 pra isolasi artinya mereka masih bisa beraktivitas namun harus dibantu dengan alat bantu. Para lansia juga menjalankan kegiatan rutin setiap hari dari Senin hingga Minggu. “Kegiatan rutin para lansia dari Senin sampai Minggu adlah Senin, kesenian nyanyi. Undang guru player organ tunggal, Selasa keterampilan untuk membuat kerajinan, Rabu senam, Kamis pembinaan agama pengajian Islam dan Kristen, Jumat Katolik, Sabtu Minggu kegiatan fakultatif menerima kunjungan,” terang Heri.
Sementara itu, ketua GOW Kota Yogyakarta Ny. Hj. Tri Kirana Muslidatun mengatakan maksud dan tujuan mereka berkunjung ke panti Wreda adalah untuk bersilaturahmi. Selain itu kegiatan ini menurutnya, merupakan rangkaian kegiatan GOW kota Yogyakarta dalam rangka memperingati Hari Kartini 2018.
Tri Kirana atau biasa di panggil Bu Anna Haryadi mengungkapkan GOW sangat senang bisa berkunjung ke panti Wreda. Mereka ingin berbagi kasih dan menghibur para lansia yang dirawat di UPT Lansia ini. Dirinya berharap kehadiran mereka yang yang hanya sebentar itu member semangat kepada para lansia dan sekaligus sebagai motivasi dan inspirasi bagi para ibu yang tergabung di GOW untuk lebih peduli terhadap sesama.
Anna Haryadi berpesan kepada para lansia untuk terus bersemangat dan terus melakukan kegiatan yang positip di usianya. Anna Haryadi juga mengingatkan para lansia untuk memperhatikan kesehatan pikiran, hati dan fisik dengan melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan oleh UPT. “Kesehatan pikir perlu dijaga, injih, agar tidak pikun. Jangan biarkan bapak ibu itu Mendel mawon (diam saja). Membuat kerajinan, membaca buku, niku sae (itu baik). Isi TTS, main Halma, catur, dakon itu termasuk asah otak. diusahakan mengingat, baca Alquran, baca zikir. itu kesehatan otak. Jangan nonton tv yg isinya sedih, nangis, jengkel. Jangan ditonton akan pengaruhi perasaan mbah mbah semua ya. Harus positif thinking,” ujar Tri Kirana.
Para ibu GOW dalam kesempatan itu membagikan bingkisan kepada para lansia. Acara anjangsana juga diisi dengan mendengarkan bacaan puisi dari salah seorang penghuni panti lansia serta mendengarkan pesan kesan dari para lansia dan diakhiri dengan foto bersama. Sebelum meninggalkan panti para ibu GOW memborong habis hasil kerajinan para lansia berupa rangkaian bunga dalam pot yang dijual.
“Bunga bunga hasil karya para lansia cukup cantik dan ccok untuk dipajang di ruang tamu,” ujar salah seorang peserta yang ikut memborong. (@mix)