PANJI TEJO, Pasukan Pembasmi Anti Nyamuk Junior  Dari Teglrejo, Siap Basmi Jentik Nyamuk DBD

Panji Tejo atau Pasukan Anti Nyamuk Junior Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo dideklarasikan. Anak-anak pendekar pembasmi nyamuk yang berasal dari kelurahan Karangwaru, Kricak, Bener dan Tegalrejo itu  bertekad untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di Wilayahnya masing-masing agar terbebas dari  nyamuk  penyebab penyakit demam berdarah. Jumlah mereka kurang lebih 100 orang.  Usia merekapun masih sangat belia dan mereka masih duduk di bangku  SD dan SMP.

Mengawali kegiatan mereka, Panji Tejo terlebih dahulu mendeklarasikan  diri disaksikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi, Camat Tegalrejo RR. Sutini Lestari, Tokoh masyarakat dan undangan, di Titik Nol Karangwaru Riverside  Tegalrejo Kota Yogyakarta, Minggu (29/04/2018) pagi. Anggota Panji Tejo bertekad    menjaga kebersihan rumah dan lingkungan dengan melakukan gerakan   3-M yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air secara teratur dan  mengubur dan menyingkirkan barang-barang  bekas yang bisa menampung air.  Mereka juga akan melakukan Gerakan aksi bersama pemberantasan sarang nyamuk dan pemantauan jentik nyamuk secara rutin. Selain itu pula, mereka akan menjaga  kesehatan, kerukunan, persayuan dan kesatuan serta akan selalu bersemangat untuk terus belajar.

Wiratama salah seorang coordinator kegiatan Panji Tejo menjelaskan  Panji Tejo ini dibentuk dilatarbelakangi  oleh keprihatinan warga akan wabah penyakit demam berdarah yang melanda  wilayah kecamatan Tegalrejo beberapa tahun silam  serta tekad warga untuk membasmi dan memerangi penyebab DBD dengan melakukan berbagai inovasi diantaranya Pemantik Berharga atau pemantauan jentik khusus keluarga dilakukan di tahun 2017 dan tahun 2018  ini dimunculkan lagi sebuah inovasi yang disebut Panji Tejo.

Wira berharap kehadiaran inovasi ini dapat mendukung program-program kesehatan yang ada di kecamatan Tegalrejo.  “Harapan kami dengan adanya inovasi Pentik berharga dan ditambah Panji Tejo ini masyarakat jadi bebas dari bahaya demam berdarah,” Wira. 

Dijelaskan para juru pemantau jentik cilik itu akan melakukan kegiatan secara rutin memantau sarang nyamuk dan memberntasnya dengan melakukan 3-M. Mereka juga akan memberikan pemahaman kepada warga masyarakat yang mereka kunjungi. Rencannya  juru pemantau jentik nyamuk cilik ini akan melakukan kegiatan di setiap Minggu pagi dengan dibantu oleh Pokja IV  PKK.  Hasil dari pemantauan itu akan diolah oleh Pokja IV kelurahan  diteruskan ke kecamatan dan Puskesmas untuk dilakukan intervensi dan penangan terhadap wilayah yang kurang bagus dan menjaga dan mempertahankan yang sudah bagus .

Wira menjelaskan mengapa mereka memunculkan peran anak, agar supaya terjadi proses regenerasi dalam  menangai masalah kesehatan di wilayah. Keterlibatan anak juga diharapkan memberikan pendidikan kepada mereka agar mencintai lingkungannya sendiri  dengan melakukan pola hidup yang bersih dan sehat . Menurut Wira untuk awal deklarasi ini hanya 100 anak yang  terlibat mewakili 4 kampung yang ada di Tegalrejo. Dia berharap dari 100 anak ini akan menulari ke anak-anak lain di wilayahnya dan semakin hari semakin banyak anak yang mau terlibat untuk melakukan gerakan hidup sehat ini.

Kecamatan Tegalrejo pada tahun 2016  tercatat 97  kasus deman Berdarah. Ditahun 2017 angka itu berkurang  menjadi    36 dan hingga akhir Maret  2018 ini  hanya 1 kasus. Dirinya berharap tidak ada penambahan lagi dengan adanya kegiatan yang akan dilakukan oleh para Panji Tejo ini.

Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi,MA mengapresiasi inovasi yang diluncurkan warga masyarakat di Tegalrejo. Dirinya memuji semangat warga Kota Yogyakarta yang  tidak pernah kehabisan akal dan ide untuk membuat inovasi  yang kreatif  bagi lingkungannya.  Wakil Walikota juga merasa bangga karena  warga masyarakat  Tegalrejo mengajak anak-anak untuk terlibat mencintai lingkungan mereka dan mencegah mewabahnya  penyakit  yang disebabkan oleh nyamuk demam berdarah dengan menciptakan inovasi yang dinamakan Panji Tejo atau Pasukan Anti Nyamuk Junior Tegalrejo,  Kecamatan Tegalrejo.

Heroe mengajak seluruh warga Tegalrejo khususnya dan Kota Yogyakarta pada umumnya untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat serta mencegah berbagai penyakit menular dan tidak menular melalui gerakan masyarakat sehat (Germas). Dikatakan, tahun 90-an penyakit yang menyerang waarga Kota jogja  masih didominasi oleh penyakit inveksi atau menular, seperti TBC dan lainnya. Namun, sejak sepuluh tahun belakangan ini sudah bergeser. Penyebab meninggalnya warga Yogyakarta, bukan lagi penyakir menular tetapi  disebabkan oleh penyakit  tidak menular. “Ini yang harus kita antisipasi. Penyakit penyakit ini disebabkan oleh perilaku kita semua. Yang paling banyak itu jantung, stroke  dan kecelakaan di jalan. Ini yang menyebabkan banyak warga Jogja meninggal,” ujar Wawali.

 “Oleh karena itu dengan mendeklarasi dan  melantik Panji Tejo pasukan anti nyamuk Junior dapat menggugah semua anggota keluarga untuk merespon kesigapan, kebergegasan dan kecepatan respon terhadap segala sesutu yang terjadi  di lingkunganan kita. Anak kita biasakan dengan lingkungan yang baik, lingkungan yang sehat karena ini adalah untuk masa depan mereka” tambah Wawali. Wakil Walikota menghimbau agar warga masyarakat membiasakan diri  melakukan pola hidup sehat dengan memakan buah dan sayur mayur serta melakukan gerakan minimal selama 30 menit dalam sehari. Selain itu, warga masyarakat juga harus memeriksakan kesehatannya secara rutin  tiga bulan sekali di Puskesmas. Dengan demikian akan terciptalah masyarakat kota Yogyakarta yang sehat jasmani dan rohani. Dengan sehat jasmani dan rohani maka pembanguan di kota Yogyakarta juga akan berjalan dengan baik pula.

Deklarasi Panji Tejo juga ditandai dengan pemberian kelengkapan kerja berupa topi, senter, dan peralatan tulis. (@mix)