Jogja Craft Festival 2018 Digelar di Malioboro Mall, 34 Pengusaha  UKM Pamer Hasil Produknya

 

Jogja Craft Festival 2018 kembali digelar dari tanggal 9-13 Mei 2018 di Atrium Malioboro Mall. Sebanyak 34 pengusaha UKM yang tergabung dalam Dewan Kerajinan Nasional Kota Yogyakarta  mempresentasikan produk mereka.

Walikota H. Haryadi Suyuti mengapresiasi kegiatan tersebut dan  akan terus mendorong para pengusaha  dengan memberi kemudahan dalam pemberian ijin usaha.

Bentuk kemudahan lain yang akan diberikan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Koperasi, UKM dan Nakertrans adalah terus memberikan pendampingan dan memfasilitasi para pengusaha  melalui  program Gandeng Gendong.  Walikota berharap setelah didampingi suatu saat pengusaha UKM akan tangguh, mandiri dan berjalan sendiri. ”Digandeng agar jalannya benar, konsep produksinya benar, pemerannya benar. Kemudian dikenalkan dan dipertemukan dengan orang yang benar. Kalau ini semua sudah benar maka suatu hari pengrajin yang tergabung dalam Dekranas akan mandiri tangguh dan berjalan sendiri,” ujar Walikota, di Atrium Malioboro Mall, Rabu, (09/05/2018).

Sementara itu, ketua I Dekranas Kota Yogyakarta, Soetji Heroe Poerwadi mengatakan kerajinan para pengusaha UKM di Kota Yogyakarta memiliki karakter yang berbeda dengan hasil karya  daerah lain. Seperti halnya kerajian batik dari Jogja yang bisa diidentifikasi melalui warna yakni warna sogan. “Kerajinan dari Yogyakarta memiliki karakter sendiri. Dengan karakter seperti itu kita optimis kerajinan kota Yogyakarta akan terus diminati,” Ujar Soetji.  Dirinya berpesan agar pengusaha UKM yang tergabung dalam Dekranas tetap mempertahankan karakter itu.

Ketua Kadin  Aji  mengatakan akan terus memberikan dukungan kepada para pengusaha dengan memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas  kepada para pengusaha UKM. Mereka juga siap untuk menjadi mentor  dengan bekerja sama dengan pihak terkait dan Dekranas.

Dikatakan, potensi yang dimiliki pengusaha di kota Yogyakata ini cukup besar, tinggal bagaimana pengusaha bisa memanfaatkan momentum itu. Aji juga berpesan agar pengusaha harus harus siap menghadapi persaingan global. Namun dirinya yakin kerajinan dari Yogyakarta bisa bertahan dan bisa diterima oleh masyarakat secara luas terutama para pelancong yang cukup banyak di Kota Yogyakarta. “Apalagi Yogyakata sebagai salah satu kota kreatif. Saya pribadi optimis,” ujar Aji.

Aji menambahkan Pemkot Yogyakarta telah banyak memberikan kemudahan kepada para pengusaha terutama dalam hal perijinan. “Perijinann sekarang cukup sampai di kecamatan, jadi cukup gampang,” tambah Aji.

Untuk berkembang dengan baik, UKM harus melakukan atau mengurus ijin terlebih dahulu untuk mengembangkan usahanya.  Para pengusa atau UKM di kota Yogyakarta, nasehat Aji, untuk tidak takut bersaing dan terus kreatif, karena menurutnya  peluangnya cukup besar. “Maka pengusaha UKM harus meningkatkan kreatifitasnya . Sekarang ini jaman kreatif. Kalau teman teman kreatif akan bisa servive, “ ungkap Aji

Tri Karyadi dari Dinas Koperasi , UKM dan Nakertrans Kota Yogyakarta mengatakan  optimis dengan perkembangan kerajianan di Kota Yogyakarta yang dihasilkan oleh pengarajin yang tergabung dalam Dekranas Kota Yogyakarta. Dikatakan, kerajinan dari pengusaha UKM membidik pasar luar dan bukan pasar lokal.

Dikatakan, pola perilaku konsumen dalam bertranskasi  sekarang ini telah beralih dari kovensional ke transaksi online. Peluang untuk untuk bertransaksi melalui medii sosial sekarang ini sangat terbuka. “Maka dari itu Dinas Koperasi UKM, dan Nakertrans akan mendorong pengusaha yang tergabung dalam Dekranas untuk bekerja cerdas menangkap peluang itu,”ujarnya.

Dalam Jogja Craft Festival sebanyak 34 Pengusaha UKM  ikut memperesentasikan hasil usahanya. Selama pameran berlangsung ada acara lain seperti peragaan busana bertajuk Fashion On the Street digelar di pedestrian Malioboro dan workshop. (@mix)