Angkat Tema Jogja Tempo Doeloe, Pasar Sore Ramadhan Nitikan Diramaikan 130 Pedagang
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Nitikan bersama Takmir Masjid Muthohirin kembali menggelar event pasar sore ramadhan. Mengangkat tema Jogja Tempo Doeloe, 130 pedagang telah mendaftarkan diri.
“Kegiatan pasar sore ramadhan yang diadakan di sepanjang jalan sorogenen nitikan ini merupakan tahun yang ke sepuluh,” kata Ketua Penyelenggara Pasar Sore, Edi Sustrisno, minggu (13/5).
Edi Sustrisno menjelaskan Tahun ini, Pasar Sore Ramadhan disajikan dengan kemasan lebih spesial dengan pembukaan yang dilaksanakan H-4. Selain itu, kegiatan yang mengambil lokasi di sepanjang jalan Sorogonen Nitikan ini lebih panjang dua kilometer dari tahun lalu.
Ia mengklaim tahun ini animo masyarakat meningkat sehingga panitia menyiapakan lokasi pedagang lebih panjang dari tahun kemarin.
“Deretan pasar sore akan terhampar dari timur RSUD Jogja sampai depan Jogja Fish Market yang ada di Jalan Tegal Turi,” imbuhnya.
Selain Pasar Sore Ramadhan Panitia juga menyiapkan kegiatan lain untuk meramaikan ramadhan tahun ini. paket kegiatan yang sudah disiapkan panitia meliputi Pengajian Songsong Ramadhan.
Selain itu ada pula Grebek Takjil dan Pawai Budaya dengan dimeriahkan marching band dari Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta.
“Pasar Sore Ramadhan akan berlangsung selama satu bulan penuh atau 17 Mei-13 Juni 2018 setiap sore ba'ad Ashar, dimeriahkan panggung hiburan dan pementasan yang berpusat di depan Masjid Muthohirin,” jelasnya.
Tahun ini, ia berharap gelaran Pasar Sore Ramadhan bisa menjadi pasar kuliner ke depan. Artinya, kegiatan ini ke depan tidak akan diadakan di bulan Ramadhan saja, melainkan di hari-hari istimewa lainnya.
“Salah satunya nanti di Tahun Baru Islam, akan kita buat yang seperti ini mulai tahun depan,” kata Edi.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka pasar sore ramadhan mengatakan, Nitikan merupakan salah satu kampung yang memiliki inisiatif luar biasa. Ia mengapresiasi atas kreativitas yang membuat Pasar Sore Ramadhan tetap eksis.
“Semoga ini menjadi tempat untuk tumbuhnya ekonomi kemasyarakatan yang berbasis kepada industri rumah tangga, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” papar Heroe.
Menurutnya terkenalnya Nitikan akan mendorong tumbuhnya ekonomi yang ada. Sekaigus, mendorong adanya rasa persamaan, persaudaraan, kegotong royongan dan rukun guyub yang ada di masyarakat Kota Yogyakarta.
“Pasar Sore Ramadhan menjadi daya tarik lain orang-orang untuk datang dan berswafoto dengan suasana zaman dulu yang ditawarkan. Sehingga, membuat Nitikan menjadi kampung yang terkenal,” pungkasnya. (Tam)