Pedagang Pasar Beringaharjo Uji Coba Bayar Retribuasi Melalui E-Retribusi, Walikota Resmikan Relief dan Taman Tertib Ukur
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan PT. Bank BPD DIY sebagai pemegang kas daerah, meluncurkan sebuah inovasi baru yang diberi nama e-retribusi. E-retribusi memberikan layanan transaksi penerimaan retribusi non tunai bagi para pedagang pasar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Yogyakarta Maryustion Tonang mengatakan e-retribusi merupakan kerjasama antara Dinas Koperasi dan Prindustrian Bank BPD DIY. Latarbelakang inovasi e-retribusi itu menurut Tion agar dalam pengelolaan pendapatan daerah yang bersumber dari retribusi dilakukan dengan transparan dan akuntabel. E-retribusi juga dikatakan sebagai upaya mendukung gerakan pemerintah yakni gerakan nasional transaksi non tunai.
Selain itu, e-retribusi ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan sumber daya manusia yang ada di Disperindag Kota Yogyakarta. “SDM kami yang semakin hari semakin berkurang tidak ada tambahan khsususnya petugas pemungut kami. Pensiun tidak ada yang ganti,” ujar Tion.
Momentum seperti itu dimanfaatkan Tion dan jajarannya untuk mengubah karakter perilaku dalam membayar retribusi. Sebelumnya petugas yang mendatangi para pedagang untuk menagih retribusi, sekarang ini para pedagang yang dituntut aktif mendatangi mesin untuk membayar hanya dengan menge-tab-kan kartu Jogja Smart ke mesin e-retribusi. “Yang selama ini yang aktif dari teman teman kami dari dinas door to door (pintu ke pintu) mendatangi pedagang. Dengan pola e-retribusi ini yang aktif adalah pedagang. Jadi pedagang datang ke tempat ini (mesin), tab selesai. Hitungan kami tidak sampai satu menit selesai,” terang Tion.
Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para pedagang yang mendukung inovasi membayar retribusi dengan menggunakan teknologi informasi yang disebut e-retribusi. Haryadi juga berterima kasih kepada para pedagang yang terus melakukan inovasi pembayaran dari harian menjadi bulanan. Dirinya memuji pedagang lantaran mendukung inovasi e-retribusi. Dimana dengan e-retribusi para pedaganglah yang aktif membayarkan ke mesin e-retribusi. “Jadi luar biasa, saya ucapkan terima kasih , aplaus kepada para pedagang yang terus melakukan inovasi dari (membayar) harian menjadi bulanan. Sekarang ada inovasi baru lagi, pedagang yang aktif datangi mesin e-retribusi untuk bayar retribusi. Dari yang tadinya pasif sekarang aktif. Ini ada perubahan,” ujar Walikota.
Dirinya merasa bangga karena para pedagang di pasar Beringharjo mengubah pola pikirnya dan terus melakukan inovasi ke arah yang lebih maju. Pasar boleh saja tradisional namun pedagangnya sudah kenal dengan teknologi. “Di sini pasar tradisonal tapi penuh dengan inovasi. Walaupun pasar tradisional di sini sudah kenal dengan ATM, E-money, dan sekarang dikenalkan lagi e-retribusi. Ini luar biasa,” puji Walikota.
Taman Tertib Ukur dan Relief Aktivitas Pasar
Pada saat yang sama pula Walikota didampingi Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi dan Dirut Bank BPD DIY Bambang Setyawan dan Kepala OPD di Lingkungan Pemkot dan pejabat Bank BPD DIY meresmikan taman Tertib Ukur dan Relief tentang aktivitas kehidupan di pasar tradisional. Relief dan Taman Tertib Ukur itu berada di sisi timur pintu masuk Pasar Beringharjo Yogyakarta. Taman tertib ukur yang disimbolkan sebuah timbangan kodok berukuran besar berada di sisi selatan dan relief tentang aktivitas pasar tradisional berada di sisi utara. Taman itu diberi lampu sorot sehingga pada malam hari akan terlihat menarik.
Walikota mengatakan kehadiran taman Tertib Ukur ini tidak hanya sekedar sebuah taman, namun harapannya akan menjadi ukuran dari sebuah perdagangan. Timbangan mengingatkan akan hidup manusia sendiri yang suatu saat akan dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Esa. “Kita nanti pada saatnya akan ditimbali. Mana yang baik mana yang tidak baik akan ditimbang,” ujarnya.
Dirinya berharap simbol timbangan ini menjadi tuntunan dan peringatan bagi pedagang untuk selalu jujur dan bersih dalam melakukan transaksi jual beli mereka.Kehadiran taman Tertib Ukur dan relief aktivitas keseharain di pasar tradisonal di Beringharjo menjadi inspirasi bagi seluruh pelaku pedagang untuk senantiasa menggunakan ukuran yang tertib.
Walikota berharap semua pasar memiliki simbol berupa timbangan. “Harapan saya bukan saja di pasar Beringharjo saja tetapi semua pasar tradisional di kota Yogyakarta diberi simbol berupa timbangan yang menandakan kepastian ukuran,” harap Walikota.
Kontribusi Bank BPD DIY
Sementara itu Dirut PT. Bank BPD Drs. H. Bambang Setiawan Ec, MBA mengatakan dalam rangka implementasi gerakan nasional non tunai PT. Bank BPD DIY memberikan dukungan dengan memberikan layanan transaksi penerimaan retribusi non-tunai atau disebut dengan layanan e-retribusi di pasar Beringharjo. Tujuan retribusi non tunai tersebut untuk melayani masyarakat dan pemerintah dalam hal transaksi pembayaran dan penerimaan retribusi pasar.
Dijelaskan retribusi non tunai ini merupakan layanan Bank BPD DIY yang dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Untuk mengoperasikan Bank BPD menyediakan mesin kios retribusi, kartu Jogja Smart, Dashboard retribusi non tunai, dan perangkat pendukung lainnya. Sedang perangkat lunak disediakan oleh Dinas Perindag dan Dinas Kounikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta.
Trannsaksi e-retribusi di pasar Beringharjo dilakukan oleh pedagang setiap bulan berdasarkan tagihan dari Disperidag Kota Yogyakarta dengan menggunakan kartu Jogja Smart di mesin kios yang tersedia di Atrium Barat pasar Beringharjo.
Untuk mendapatkan kartu Jogja Smart pedagang cukup mendaftarkan diri ke Disperindag tanpa harus menjadi nasabah di Bank BPD. Kartu Jogja Smart ini selanjutnya diambil di Bank BPD DIY Kantor Kas Pasar Beringharjo. Pengurusan kartu ini bersifat gratis, kecuali kartu hilang, rusak dikenakan biaya ganti cetak kartu sesuai ketentuan berlaku.
Bambang Setiawan mengatakan tahap awal ini masih diujicobakan kepada 100 pedagang pasar Beringahrjo. Selanjutnya akan dilakuakn secra bertahap melibatkan seluruh pedagang pasar di wilayah DIY.
Perlu diketahui pada tahun 2016 kemarin Pemkot mendapat penghargaan dari pemerintah pusat melalui kementerian perdaganagan sebagai daerah Tertib Ukur. Tugu ini merupakan monumen kenang-kenangan yang variabel yang paling dominan adalah pasar tradisional.
Sedangkan Relief menggambarkan aktivitas keseharian yang ada di pasar Beringharjo. Walikota dan Wawali menorehkan testimoni dalam prasasti yang akan ditempatkan di masing masing tugu dan relief. “Ini akan menjadi sebuah motivasi sekaligus dorngnan bagi kita semua dan juga menjadi sebuah kenangan. Relief sendiri dibuat oleh seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang didanai dengan dana APBD 2018. Untuk E-Retribusi pengadaan peralatan hardware, pendanaannya dibiayai oleh Bank BPD DIY dan Pemkot dalam hal ini Dinas Kominfo dan Persandian, sedangkan databasenya dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Yogyakarta.(@mix)