Wayang Limbah, Kandidat Penerima Kalpataru Tingkat DIY 2018 Kategori Perintis Lingkungan
Pada Senin pagi (30/4), Dinas Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta (DLH DIY) berkunjung ke rumah pengrajin wayang limbah, Samidjan, warga Karangwaru Lor, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo.
Samidjan menjadi salah satu tokoh yang diusulkan Kelurahan Karangwaru sebagai calon Penerima Penghargaan Kalpataru Tingkat DIY kategori Perintis Lingkungan. Untuk diketahui, Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok, atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di wilayahnya.
Tim DLH DIY melakukan seleksi penerima penghargaan Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2018. Seleksi yang dimaksud adalah verifikasi administrasi dan wawancara langsung dengan peserta di lokasi kegiatan masing-masing.
Samidjan dinilai berhasil merintis pengembangan sekaligus melestarikan fungsi lingkungan hidup secara luar biasa. Selain itu, aktivitas tersebut merupakan kegiatan yang sama sekali baru, bagi daerah atau kawasan tempat ia tinggal.
Pemilihan limbah plastik sebagai bahan pembentuk karakter wayang, ditemukan Samidjan secara tidak sengaja, yaitu saat tetangga rumah tengah membongkar rumah, dan banyak limbah plastik yang akan dibuang.
“Saat itu, ada lembar plastik bekas pagar rumah yang siap dibuang, dan saya berpikir, andai limbah itu saya bentuk menjadi karakter wayang, tentu akan lebih awet. Dan sejak tahun 2001, saya berkreasi memanfaatkan limbah plastik yang bersifat keras untuk membentuk karakter wayang yang saya inginkan,” terang Samidjan.
Menurut Samidjan, kreasi wayang yang dihasilkan olehnya dengan memanfaatkan limbah lebih cocok disebut Wayang Limbah. Selain karena berbahan baku dari sampah/limbah, ada makna tersendiri dari kata limbah, yaitu welinge simbah (pesan leluhur), bermakna ‘selalu memelihara keindahan dunia (memayu hayuning bawana) melalui seni pewayangan’.
“Praktis, di sela sela aktivitas formal saya sehari-hari adalah memungut (barang) yang terbuang dan memanfaatkan sesuatu yang jelas-jelas akan lama terurai olah alam, yaitu plastik. Saya sadar, wayang limbah tidak akan menghentikan kerusakan lingkungan, tapi setidaknya memperlambat kerusakan lingkungan yang terjadi akibat gaya hidup manusia modern,” tandasnya.
Sementara itu, Lurah Karangwaru, Suhardi, menuturkan, Samidjan merupakan salah satu tokoh masyarakat yang sangat peduli lingkungan.
“Beliau sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya, bahkan aktif menjadi salah satu pengurus Bank Sampah di wilayah RT 01 Kelurahan Karangwaru. Keahlian dalam pembuatan wayang limbah plastik ini sangat mendukung pelestarian lingkungan, mengingat limbah plastik merupakan salah satu jenis limbah yang sangat sulit diurai alam,” kata Suhardi.
Bahkan untuk mendukung kreasi Samidjan agar lebih dikenal masyarakat, setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitas Karangwaru Riverside selalu melibatkan Samidjan dengan wayang limbah plastiknya.
Ketua LPM Kelurahan Karangwaru, Subandono, menambahkan, karya Samidjan saat launching Yogya Semesta Masuk Desa, beberapa waktu lalu. Menurutnya, wayang kreasi Samidjan turut dipamerkan sepanjang acara.
“Ngarso Dalem Sultan HB X menerima salah satu karakter wayang kreasi Samidjan, saat secara resmi me-launching Yogya Semesta Masuk Desa,” kisah Subandono. (Kurniawan Sapta Margana/Kecamatan Tegalrejo)