Kontribusi Dasawisma Optimalkan Germas sebagai Gerakan Hidup Sehat Kota Yogyakarta

Akhir April 2018, Pemerintah Kota Yogyakarta berhasil meraih penghargaan IndoHCF Innovation Awards II tahun 2018 berkat program Sistem Penguatan Kelurahan Siaga dalam rangka Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Si Kesi Gemes).

Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai Kota terbaik kategori Inovasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) tahun 2018 itu diberikan IndoHCF bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Untuk diketahui bersama, tujuan utama Germas adalah agar masyarakat berperilaku sehat, sehingga berdampak kepada kesehatan masyarakat yang terjaga, masyarakat yang lebih produktif, lingkungan yang bersih dan biaya pengobatan yang berkurang.

Dalam pertemuan Forum Koordinasi Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Kota Yogyakarta, beberapa waktu lalu, di Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta, mengemuka pembahasan tentang peran Dasawisma pada berhasil-tidaknya Germas.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tri Mardoyo, berpandangan, penghargaan IndoHCF Innovation Awards II tahun 2018 memacu lembaga sosial yang ada di wilayah untuk melaksanakan program Germas.

“Sudah saatnya Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di tingkat RT dan RW ikut mendukung Germas. Bahkan sosialisasi dan penggerakan masyarakat dapat dimulai dari tingkat Dasawisma di setiap kampung. Mengingat Dasawisma memiliki potensi untuk dapat menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat melalui keluarga,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, Dasawisma dapat menjadi ujung tombak pengumpulan data, terkait potensi penyebab penyakit yang mungkin timbul di sekitar masyarakat.

Harapannya, kelak ada sinergi antara Dasawisma, PKK, Kelurahan Siaga (Kesi), dan Kecamatan Sehat dalam membentuk keluarga sehat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini, dalam kesempatan yang sama juga mengingatkan adanya pergeseran pola penyakit, akibat perubahan perilaku manusia.

“Pada tahun 1990-an, penyebab terbesar kematian dan kesakitan adalah penyakit menular, seperti infeksi pernapasan saluran atas, tuberkulosis, dan diare. Namun, sejak tahun 2010 terdapat pergeseran penyebab kematian dan kesakitan, yaitu penyakit tidak menular, seperti tekanan darah tinggi, stroke, jantung, kanker, dan kencing manis,” paparnya.

Hal ini tidak terlepas dari perubahan perilaku manusia dalam setiap aktivitasnya, mulai dari perilaku konsumsi hingga perilaku gaya hidup. Menurut Fita, perlu adanya kesadaran setiap masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

Guna mendorong perilaku hidup sehat, Pemerintah Kota Yogyakarta telah membuat Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 50 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 22 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksana Perda Nomor 2 Tahun 2017 sebagai bentuk upaya melindungi masyarakat dari bahaya rokok.

Sebagai sebuah bentuk monitoring terhadap pelaksanaan Germas maka perlu pelaporan terhadap target dan realisasi kegiatan Germas di setiap OPD. Nantinya, pelaporan ini akan disampaikan ke pihak Pemerintah Daerah DIY per semester setiap tahunnya. (Kurniawan Sapta Margana)