Gerakan Literasi Sekolah Warnai Peringatan HUT ke-58 SMP N 6 Yogyakarta

Menginjak usianya ke 58 tahun SMPN 6 Yogyakarta mendeklarasikan gerakan literasi sekolah dengan meluncurkan sebuah software unggulan yakni software literasi. Puncak peringatan hari jadi SMPN 6 yogyakarta pun dihadiri Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, ahad (5/8).

“Software ini berawal dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti,” ucap Kepala SMPN 6 Yogyakarta Retna Wuryaningsih.

Retna menjelaskan, Tahun 2017 dan 2018  SMPN 6 Yogyakarta ditetapkan menjadi Sekolah Versi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Yogyakarta.

Software Literasi nantinya akan digunakan untuk menampilkan buku buku karya pelajar maupun guru dan karyawan di SMPN 6 Yogyakarta.

“Pada tahun pelajaran 2017/2018 ini total sudah ada 23 buku karya SMPN 6 Yogyakarta yang ikut dalam aktivitas gerakan literasi maupun Jogja Menulis,” jelasnya.

Nantinya, sambung Retna, buku-buku itu akan ditampilkan pada Pameran Nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan digelar di JEC pada 11-12 Agustus mendatang.

Retna berharap anak didiknya di SMPN 6 Yogyakarta bisa bersaing dalam segala ivent literasi baik nasional maupun internasional.

Ia menambahkan Peringatan HUT tahun ini bertajuk “Meningkatakan Budaya Literasi untuk Mewujudkan Insan yang Unggul pada Budi Pekerti dan Literasi.”

Gerakan literasi yang telah dideklarasikan SMPN 6 Yogyakarta tersebut mendapat sambutan hangat dari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Ia mengaku mengapresiasi ide tersebut sekaligus mendorong agar menjadi contoh bagi sekolah lain.

Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan, kata Heroe, dimana salah  satu ciri khasnya yaitu secara fisik adalah banyaknya sarana prasarana pendidikan, dan secara non fisik adalah budaya masyarakat yang ditandai dengan kentalnya atmosfir akademis, diantaranya dengan membaca.

“Budaya baca yang tinggi tentu merupakan bagian integral yang tak dapat dipisahkan, bahkan harus beriringan dengan pengembangan budaya akademis,” imbuhnya.

Heroe pun berharap gerakan literasi terus digencarkan oleh semua sekolahan di Yogyakarta, Ia juga berharap gerakan literasi dibarengi dengan inovasi yang nantinya mampu mendongrak semangat literasi di Yogyakarta. (Tam)