Perpustakaan Kota Jogja Mendunia
Perpustakaan Kota Yogyakarta mendapat sorotan pustakawan internasional. Pada Selasa (21/8) petang, Perpustakaan Kota Yogyakarta kedatangan puluhan pustakawan dari negara-negara Afrika, Eropa dan Amerika. Mereka adalah peserta workshop The Initiative for Young African Library Innovators - IYALI 2018 yang sedang diselenggarakan di Kota Yogyakarta.
Plt Kepala Dinas Perpustakaan kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko, SE, MM menjelaskan bahwa Perpustakaan Kota Yogyakarta menjadi lokasi benchmarking bagi peserta IYALI 2018. Alasan kedatangan mereka dikarenakan berbagai layanan inovatif telah diterapkan di Perpustakaan Kota Yogyakarta. Perpustakaan Kota Yogyakarta juga dinilai unik dan kreatif dalam menciptakan program-progam inovatifnya. Sehingga diharapkan mampu memberikan inspirasi.
“Di Perpustakaan Kota mereka mendengar presentasi dan berbagi pengalaman dengan pustakawan yang telah berhasil mengujicobakan layanan perpustakaan umum yang inovatif,” jelas Wahyu.
Sementara Kepala Seksi Pengembangan Perpustakaan dan Budaya Gemar Membaca Triyanta, S.Pd, MIP memberikan penjelasan kepada para tamu tentang berbagai inovasi yang telah terbukti menjadi daya dukung bagi pengembangan budaya gemar membaca di kalangan masyarakat Kota Yogyakarta.
“Meski kecil kami adalah perpustakaan yang dinamis dan inovatif dalam melayani masyarakat. Langkah kami dengan mengubah paradigma dari perpustakaan hanya sekedar untuk membaca dan meminjam menjadi perpustakaan pusat belajar masyarakat. Sehingga aktivitas apapun yang menunjang pembelajaran masyarakat dapat diselenggarakan di Perpustakaan Kota Yogyakarta,” tuturnya.
Triyanta menambahkan bahwa perpustakaan inovatif dan kreatif dimulai dari branding.
“Masyarakat akan cepat akrab dengan nama-nama layanan yang ada di perpustakaan, sehingga semua aktifitas memiliki nama-nama yang di-branding menjadi inovasi,” pungkasnya.
Peserta workshop berasal dari negara-negara Afrika yaitu Cameroon, Lithuania, Kenya, Namibia, Tanzania, Egypt, Sierra Leone, Uganda, Ghana, Zimbabwe, Zambia, South Africa. Sedangkan dari Eropa berasal dari negara Latvia, Lituania, Romania; dan Amerika Serikat. Mereka melakukan pembelajaran atau sharing melalui diskusi intensif bersama pustakawan di Perpustakaan Kota Yogyakarta yang difokuskan pada pengalaman praktis dalam menerapkan berbagai inovasi.
Beberapa tema diskusi yang menjadi perhatian mereka adalah tentang customer service, training tip, resource mobilization, program for pre school children, local content and indigenous knowledge. Tema-tema ini berkaitan dengan layanan inovatif yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Kota Yogyakarta, yaitu : SISKA (sistem interaksi antara pemustaka dan perpustakaan), layanan keliling BILLY, MOLY, PUSPITA dan MONIKA, dan juga ALEKSA (Ada Koleksi Lokal konten Yogyakarta) serta lainnya.
IYALI sendiri merupakan perhelatan yang diselenggarakan oleh EIFL (Electronic Information for Libraries), sebuah organisasi non pemerintah internasional yang bekerja dengan perpustakaan-perpustakaan untuk memungkinkan akses terhadap pengetahuan di negara-negara berkembang dan ekonomi transisi di Afrika, Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Latin.
IYALI bertujuan untuk mendorong munculnya inovator perpustakaan publik di Afrika, melalui tukar pengalaman dan ide dari negara-negara berkembang dan ekonomi transisi lainnya. Ini adalah inisiatif dari EIFL Public Library Innovation Programme (EIFL-PLIP), bekerjasama dengan the African Library and Information Associations and Institutions (AfLIA) and the International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA). (Ismawati Retno/Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta)