Tangkal Kecanduan Gawai, Yogyakarta Gelar Festival Dolanan Anak

Merespon maraknya penggunaan gawai pada anak-anak secara berlebihan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan menggelar Festival Dolanan Anak di Taman Siswa, Selasa (28/8).

Acara tersebut merupakan wujud perhatian Pemkot Yogyakarta terhadap masa depan anak-anak terhadap ancaman gawai yang semakin serius.

“Saat ini gawai menjadi ancaman bagi anak-anak kita, mereka begitu gemar bermaian gawai karena memang menyedikan banyak aplikasi yang menyenangkan bagi mereka,” kata Kepala Bidang Seni dan Adat Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Mukti Wulandari disela-sela acara.

Menurutnya saat ini anak-anak lebih senang bermain gawai daripada bermain dolanan anak. Untuk itulah dolanan anak menjadi permainan alternatif bagi mereka.

“Festival ini dilakukan supaya budaya tidak hilang, tergerus dengan adanya perkembangan gadget. Melalui festival ini juga mau menunjukkan ke anak-anak, ini lho ada permainan yang lebih menyenangkan dibanding gadget,” jelasnya.

Selain itu, festival dolanan anak tentu sebagai sarana untuk melestarikan dolanan anak. Agar tidak tergerus dengan perkembangan zaman.

Ia mengungkapkan dolanan anak bisa membentuk karakter anak. Dalam dolanan anak, anak bisa belajar berbagai, menerima kekalahan, juga membuat fisik sehat.

“Ini yang harus kita dorong, makanya pesertanya ada anak kecil ada yang agak besar. Supaya setelah festival ini mereka bisa mengajak teman-teman yang lain,” imbuhnya.

Untuk semakin mengenalkan dolanan anak, Mukti berencana akan mengajak seluruh PAUD untuk memberikan pengenalan kepada anak-anak tentang dolanan anak.

“PAUD sangat strategis sebagai wahana pengenalan, karena disanalah awal perkembangan anak-anak kita, jadi sebelum mereka mengenal dunia luar kita kenalkan dulu dolanan anak ini,” tandasnya.

Mukti optimis Yogyakarta bisa melakukan hal tersebut, Ia menyebut Yogyakarta memiliki 570 jenis dolanan anak.

Festival diikuti oleh 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Masing-masing kecamatan mengirimkan wakil maksimal 25 anak.

“Para peserta festival tersebut menampilkan 5 jenis dolanan anak. Kita gelar selama tiga hari sejak hari ini sampai 30 agustus mendatang,” kata Mukti menambahkan.

Salah satu peserta Festival Dolanan Anak dari Kecamatan Jetis, Noval mengaku, lebih banyak melihat teman-temanya beramian gawai daripada bermainan dolanan anak.

“Tapi kalau di rumah saya masih sering bermain kelereng sama teman-teman,” kata Siswa kelas 8 tersebut.

Ia mengaku senang dengen permainan dolanan anak, namun terkadang ia kesulitan mencari teman untuk diajak bermain dolanan anak. (Tam)