Kota Yogya Terus Berupaya untuk Jadi Kota Layak Anak
Setelah berhasil menyabet gelar Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya yang di serahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Republik Indonesia pada bulan Juli lalu, kini Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan tahun depan Kota Yogya akan meraih penghargaan KLA kategori tertinggi yakni utama. Pernyataan tersebut di katakan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi saat melakukan diskusi sewelasan bersama para tokoh yang peduli Kota Yogya di ndalem Amiluhuran Mujamuju Kota Yogya.
Pada kesempatan tersebut Wawali mengungkapkan jika kampung di Kota Yogya sudah banyak yang mendeklarasikan dirinya guna menopang kepentingan anak, khususnya dalam hal bermain dan belajar.
"Mulai dari Kampung Ramah Anak, Kampung Jam Belajar Masyarakat, dan Kampung Bebas Asap Rokok. Untuk Kampung Jam Belajar Masyarakat setiap pukul 18.00-21.00 di wajibkan mematikan TV untuk memberikan kesempatan anak-anak belajar," katanya di lokasi, Minggu (12/9)
Sementara untuk Kampung Bebas Asap Rokok, lanjutnya, saat ini sudah dideklarasikan di lebih dari 139 kampung. Kampung tersebut pada dasarnya melarang para perokok untuk merokok di sembarang tempat.
"Contohnya di Teban, kalau di Terban tempat merokoknya di kuburan. Itu inisiatif masyarakat sendiri untuk menunjukkan bahwa di sana kampung ramah anak," bebernya.
Tak sampai disitu, Pemkot Yogya juga tak henti - hentinya mendorong puskesmas - puskesmas dan sekolah - sekolah untuk bisa menghadirkan layanan-layanan yang ramah bagi anak – anak.
“Saat ini, sudah ada 34 sekolah ramah anak di Kota Yogyakarta yang akan dijadikan sebagai rujukan bagi sekolah lain untuk bisa menjadi sekolah ramah anak. Sementara untuk puskesmas layak anak di Kota Yogya sudah ada delapan puskesmas dan 178 kampung ramah anak” uangkapnya
Pemkot Yogya telah melakukan berbagai cara, di antaranya meningkatkan komitmen wilayah, khususnya kecamatan dengan membentuk kecamatan layak anak.
“Peningkatan peran kecamatan untuk mendukung percepatan kota layak anak sudah dilakukan sejak tahun 2016. Bahkan di Kecamatan layak anak tersebut sudah diselenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan khusus bagi anak-anak.” katanya
Dengan begitu, Ia berharap anak-anak bisa ikut memberikan usul atau masukan terhadap program kerja pemerintah, karena biasanya musyawarah perencanaan pembangunan hanya didominasi pekerjaan fisik tanpa memperhatikan kebutuhan anak-anak.
"Apalagi saat ini sudah ada pelimpahan kewenangan di kecamatan. Bisa saja, kecamatan memiliki program tersendiri yang ditujukan untuk anak-anak, seperti pemenuhan ruang terbuka untuk bermain atau kebutuhan lain," katanya.
Tak sampai disitu, Komitmen Pemkot Yogya untuk mewujudkan Kota Yogya sebagai Kota Layak Anak juga bisa dilihat dari banyaknya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Yogya yang telah memiliki berbagai program dan inovasi yang mendukungan terhadap terwujud Kota Yogya sebagai kota layak anak.
“Berbagai program tersebut, di antaranya keberadaan taman lalu lintas yang berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Satgas Antikekerasan di sekolah, serta Satgas Sigrak untuk penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak” katanya. (Han)