Dapat Dukungan Dari Ipas, Wawali Yakin Angka Kematian Ibu Di Kota Yogya Turun
Langkah Pemerintah Kota Yogya untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) semakin mantap karena hadirnya dukungan dari beragai pihak. Salah satunya adalah dukungan dari Yayasan Inisiatif Perubahan Akses menuju Sehat (Ipas) Indonesia yang akan mulai bergerak untuk meningkatkan kemampuan teknis tenaga medis dan kesadaran masyarakat.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyambut baik kehadiran Yayasan Ipas. Menurutnya dengan adanya kerjasama ini diharapkan AKI di Kota Yogya turun dengan signifikan.
Menurutnya bukanlah hal yang mudah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat untuk bisa menyadari pentingnya menjaga kehamilan yang sehat. Apalagi, faktor pendukung kehamilan dan persalinan yang baik bukan melulu soal kesiagaan tenaga medis dan alat-alatnya.
“Dengan adanya kerjasama ini kita memulai upaya bersama dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan kesehatan reproduksi perempuan terintegrasi, dalam rangka mendukung pembangunan di bidang kesehatan di Kota Yogyakarta” ungkap Wawali usai menyaksikan penandatanganan MOU antara IPAS dengan Pemkot Yogya di Hotel Shantika, Jumat (21/9).
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogya, Fita Yulia Kisworini menyatakan jika pada 2016 target kasus kematian ibu melahirkan tiap 100 ribu kelahiran hidup adalah kurang dari 102 persen, namun angka kematian ibu melahirkan di Kota Yogya justru mencapai 104,14 persen.
Selain angka kematian ibu melahirkan yang masih tinggi, lanjutnya, angka kematian bayi pun dinilai masih cukup tinggi. Pada 2016, tercatat 30 kematian dari 3,841 kelahiran hidup di Yogyakarta atau 7,81 persen padahal target yang ditetapkan adalah 6,7 persen.
"Angka kematian bayi ini disebabkan banyak faktor, misalnya kondisi kesehatan ibu hamil. Misalnya ibu hamil mengalami anemia," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, perlu dilakukan penanganan terpadu sejak dari puskesmas. "Pemeriksaan kesehatan ibu hamil harus dilakukan berkala. Pemeriksaan pun dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, psikolog, pendampingain gizi hingga gigi. Semuanya harus dilakukan secara komprehensif," katanya.
Berbagai upaya untuk menurunkan AKI sudah dilakukan oleh Dinkes Kota Yogya, salah satunya adalah melakukan penanganan terpadu di puskesmas sejak ibu tersebut hamil hingga kemudian melahirkan.
“Ini sudah kami lakukan sejak tahun 2017, tujuannya agar kondisi ibu hamil akan terpantau dari waktu ke waktu. Jika ada hal-hal tidak diinginkan, maka dapat dilakukan penanganan segera," ujarnya.
Direktur Yayasan Ipas Indonesia, Marcia Soumokil menyebut setidaknya ada dua hal yang akan dilakukan Yayasan Ipas Indonesia di Kota Yogya, yakni meningkatkan kompetensi tenaga medis dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya merencanakan kehamilan sampai menjaga kesehatan reproduksi. (Han)