Pesatnya Jumlah TPA di Yogyakarta Harus Diimbangi Kualitas
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mendorong perkembangan dan kemajuan TPA di Yogyakarta melalui kualitas, bukan kuantitas.
“TPA memiliki peran yang sangat strategis untuk mencari terobosan baru dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa yang intelek dan bermoral Al-Qur'an,” kata Hereo saat menghadiri penilaian Lomba Akreditasi Unit TPA Yasmin 2 Kotagede, ahad (23/9/2018).
Menurutnya, Pendidikan anak melalui TPA di luar jam pelajaran sekolah merupakan alternatif yang sangat strategis untuk mengimbangi materi pelajaran umum yang didapat anak dari sekolah umum.
”Pesatnya jumlah TPA yang ada di Kota Yogyakarta, harus diimbangi dengan kualitas yang semakin baik,” ucapnya.
Heroe menjelaskan, indikator kualitas tersebut di antaranya kurikulum, kualitas SDM, administrasi dan manajerial, serta sarana dan prasarana. Dan yang tidak kalah penting menurutnya adalah kualitas ustadz dan ustadzah dalam membina santri-santrinya.
Dengan beitu, Pihaknya menegaskan bahwa Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu.
“Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’alla,” imbuhnya.
Ilmu yang dilandasi dengan keimanan inilah, Heroe melanjutkan, yang akan menjadi modal pembangunan menuju negeri baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur.
“Untuk mempersiapkan modal pembangunan inilah diperlukan generasi yang cerdas secara akademik dan moralitas,” cetus Heroe.
Hal itu penting sebagai generasi penerus bangsa yang akan memegang kendali dan tanggung jawab untuk meneruskan dan mengembangkan pembangunan di masa depan.
Selain itu, Heroe juga mengajak untuk membentengi anak-anak terhadap budaya-budaya baru yang semakin jauh dari nilai-nilai islam.
“Oleh karena itu pendidikan moral berbasis Al-Qur’an memiliki peran mengawal pendidikan anak Indonesia yang hanya sedikit mendapatkan pendidikan agama di sekolah umum,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan akreditasi ini dapat menjadi sarana evaluasi, kontrol dan penilaian terhadap kegiatan yang selama ini telah dilakukan pengelola TPA.
Ketua Badko TPA/TKA DIY Arifin Hafidz berharap TKA/TPA di wilayah DIY bisa semakin berkembang dengan kegiatan akreditasi tersebut.
“Ada 30 poin yang menjadi acuan dalam menilai unit TKA TPA, diantaranya adalah penilaian tentang keadaan santri, jumlah pengajar, pelatihan yang pernah diikuti pengajarnya, sumber dana beserta laporannya, kelengkapan administrasi dan lain sebagainya,” kata Arifin.
Pihaknya menegaskan Semua itu akan dinilai, diperiksa, diberi saran, masukan sehingga harapannya unit TPA kedepannya menjadi unti TPA yang berkualitas. (Tam)