Jogjakarta International Batik Bienalle (JIBB) 2018 Kembali Digelar

Tanamkan cerita sejarah lewat Batik melalui Ajang Gebyar Batik Kota Yogyakarta yang sedang berlangsung mulai 28 September hingga 29 September 2018 di Plaza Ngasem, Kota Yogyakarta.

Kesenian Batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus Lestari di Pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Bahkan sampai sekarang masih melekat di masyarakat. Hal ini yang membuat Batik merupakan salah satu kebanggaan yang dimiliki Indonesia khususnya di Pulau Jawa.

Dalam rangka Perayaan Besar Budaya untuk Batik diadakan kembali di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta menjadi predikat Kota Batik Dunia maka diadakan kembali Jogjakarta International Batik Bienalle (JIBB) 2018 yang memang direncanaka diselenggarakan setiap dua tahun sekali.

Sekitar 75 stand batik memenuhi Plaza Ngasem Yogyakarta, 50 diantaranya merupakan pengrajin batik yang berasal dari Yogyakarta, sementara 25 lainnya merupakan pengrajin dari kabupaten lain seperti Gunung kidul, Sleman dan Bantul.

Pada acara ini Kota Yogyakarta menjadi sentra Batik Nusantara diharapkan ada beberapa eksibisi Batik dari internasional. Konsekuensi predikat Internasional inilah yang akan semakin memperkuat Batik sebagai suatu Identitas Indonesia kepada Dunia melalui Kota Yogyakarta.

Acara JIBB 2018 terbagi menjadi dua bagian yaitu Diskusi Batik dan Pameran.  Selain dengan kegiatan symposium dan pameran, JIBB 2018 juga mengadakan tour yang bertajuk heritage tour. Tour ini merupakan tur dalam menyelami Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Situs-situs menarik dan bersejarah akan disajikan dalam tur tersebut. 

Kegiatan ini juga didukung  para pengrajin batik, pecinta batik, pengguna batik, pengamat batik dan seniman-seniman Batik pun dapat larut dalam kemeriahan Gebyar Batik Kota Yogyakarta sebagai salah satu rangkaian acara Jogja International Batik Biennale 2018.

Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan DIY, Tri Saktiyana mengungkapkan Batik Kota Yogyakarta merupakan nilainya tertinggi di banding kota-kota lainnya.

“Dari sisi komersialisasi batik mulai dari Budaya, velue, sejarah, komitmen terhadap lingkungan menyebut jogjakarta nilainya tertinggi di banding kota-kota lainnya”

Tri Saktiyana menambahkan kekuatan batik yaitu merupaakan Warisan budaya tak benda.“Unesco mengatakan Warisan budaya tak benda, jadi Cerita di balik kain batik itulah yang bernilai di bawah kain batiknya”ujarnya

Hingga kini Batik telah menjadi seni milik dunia Internasional yang memperoleh popularitas lingkup global. Realitas seperti ini sepantasnya menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia guna menjaga kelestarian batik tradisional di tanah air agar tetap dapat eksis.

Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendorong lahirnya seniman batik yang mampu menciptakan karya bermutu tinggi.

“disamping itu kami senantiasa mendorong lahirnya seniman batik yang mampu menciptakan karya bermutu tinggi, penuh inspirasi dan inovasi” ujarnya.

Ajang Gebyar Batik Kota Yogyakarta merupakan sarana mengetengahkan keunggulan budaya batik Indonesia sebagai warisan budaya nasional. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata dari upaya melestarikan keberadaan Batik Jogja sekaligus merupakan kegiatan yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.

Haryadi Suyuti juga mengatakan Pemerintah Kota Yogyakarta sangat menyambut baik gelaran menarik ini karena acara yang dihadirkan sangat strategis bagi pengembangan batik di Indonesia.

“kami sangat menyambut baik gelaran menarik ini sebab merupakan momentum yang sangat strategis bagi pengembangan batik di Indonesia, dan juga sebuah kesempatan emas untuk mengangkat tradisi batik di tingkat dunia.”ujarnya.

Haryadi Suyuti menambahkan melalui momentum ini dijadikan penyemangat untuk senantiasa memiliki rasa handarbeni terhadap Batik.

“marilah momentum ini kita jadikan penyemangat untuk senantiasa memiliki rasa handarbeni terhadap Batik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Jogjakarta, sehingga predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia senantiasa melekat” ungkapnya. (Hes)