Warga Diminta Siap Mengantisipasi Bencana
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus melakukan upaya untuk mempersiapkan wargannya dalam mengantisipasi terjadinya bencana. Salah satunya adalah dengan membentuk Kampung Tangguh Bencana (KTB).
“Hidup bersama dengan bencana membuat kita semua perlu meningkatkan ketrampilan dan kemampuan agar terhindar dari resiko bencana,” ucap Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat melaunching KTB Mangkukusuman, Ahad (30/9/2018).
Menurut Haryadi, kerentanan warga terhadap bencana terutama faktor keterbatasan pemahaman tentang resiko-resiko di sekeliling yang berakibat tidak adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Terkait Launching Kampung Tanggap Bencana, Ia mengatakan, bahwa KTB dimaksudkan untuk menyiapkan warga menghadapi bencana secara cepat dan tepat.
“Melalui pemberian pengalaman langsung dalam penanganan bencana diharapkan juga akan ditemukan metode dan indikator penanganan bencana yang paling efektif dan efisien,” kata Haryadi.
Sehingga, sambungnya, warga benar-benar mampu, paham dan siap menghadapi bencana sesuai dengan standar keselamatan yang tinggi.
Pihaknya mengingatkan, wilayah Kota Yogyakarta termasuk area dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan berada di bantaran sungai sehingga dapat menjadi salah satu faktor sulitnya evakuasi saat terjadi bencana.
“Oleh karena itu, kami berharap, semoga melalui upaya ini dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi dan yang diakibatkan oleh bencana dan dapat menjadi contoh bagi kelurahan-kelurahan lain,” tandasnya.
Haryadi pun mengapresiasi warga Kelurahan Baciro, serta Kecamatan Gondokusuman dan berbagai pihak terkait atas partisipasinya dalam penanggulangan bencana alam.
“Mengingat saat ini potensi bencana baik banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran serta puting beliung sewaktu-waktu dapat terjadi,” tegad Haryadi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi mengungkapkan tujuan diadakannya simulasi ini untuk melatih kepekaan masyarakat ketika menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam.
“Inti dari simulasi bencana untuk membiasakan warga bagaimana yang dilakukan ketika terjadi bencana. Untuk membiasakannya perlu diadakan rutin, skala kecil-kecil saja,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Fungsi KTB cukup penting untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah. Mengingat mereka yang tahu dan dekat dalam menangani awal jiak terjadi bencana sehingga lebih cepat.
“Jika tidak bisa ditangani KTB, maka akan dikoordinasikan dengan Pusdalop BPBD Kota Yogyakarta untuk penanganan lebih lanjut,” imbuhnya. (Tam)