Wakil Walikota Ajak Masyarakat Ciptakan Pemilu Damai
Wakil Walikota Yogyakarta Heeroe Poerwadi mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk menciptakan Pemilu damai pada pesta demokrasi 2019 mendatang.
“Pada tahun 2014 kita masyarakat Yogyakarta telah mengukir prestasi karena mampu melaksanakan Pemilu Legislatif dan Presiden secara damai,” kata Heroe Poerwadi saat deklarasi kampanye damai Pemilu 2019 di Balaikota, Sabtu (6/10/2018).
Ia pun mengajak masayrakat untuk mengulang kembali prestasi tersebut pada Pemilu 2019 mendatang. “Kita wajib mengulanginya kembali suasana kondusif tersebut pada Pemilu 2019,” katanya.
Keberhasilan tersebut, kata Heroe, membuktikan bahwa masyarakat Yogyakarta memiliki kesadaran berdemokrasi yang tinggi serta komitmen kuat untuk menjaga Yogyakarta tetap dalam situasi kondusif.
“Kami mengajak masyarakat, seluruh simpatisan agar dapat bekerjasama dengan aparat kemanan Plori, TNI, Linmas maupun organisasi kemasyarakatan lainnya untuk mensukseskan Pemili Legislatif dan Presiden 2019,” tandsanya.
Heroe menilai Pemilu 2019 sangat penting sebagai moment yang menentukan arah perjalanan pembangunan bangsa ke depan.
Untuk itulah pihkanya mengajak seluruh Warga Yogyakarta untuk menggunakan hak pilihnya dan menghindari golput.
“Jangan menjadi golput karena apabila menjadi golput, maka tidak memiliki tanggungjawab yang baik dalam menentukan arah pembangunan,” tegas Heroe.
Pihaknya berharap agar pemilu tidak hanya dijadikan sebagai ajang kompetisi, tetapi juga dapat mengedukasi masyarakat.
“Semoga perhelatan pemilu 2019 bukan hanya menjadi ajang kompetisi saja untuk meraih jabatan ataupun kursi yang disediakan, tetapi merupakan ajang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana masyarakat melakukan pilihan-pilihan yang rasional, elegan, dan sesuai dengan hati nurani masyarakat,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama Pelaksana Tugas Ketua KPU Kota Yogyakarta, Sri Suriani mengimbau seluruh peserta pemilu untuk memberikan edukasi yang benar dan melawan hoaks kepada seluruh pemilih di Kota Yogyakarta agar bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik.
“Jangan kampanye ini digunakan untuk menjelekkan satu dengan yang lainnya, memberikan sesuatu yang tidak ada sumbernya yang jelas, mempertentangkan sesuatu yang tidak ada untungnya, menyebarkan berita-berita yang disebut hoaks,” kata Sri Suriani. (Tam)