Belajar Konservasi Lingkungan dan Mikrohidro, Tegalrejo Kunjungi Kampung Glintung
Menindaklanjuti Sarasehan Konservasi Air dan Pelestarian Lingkungan beberapa waktu yang lalu, warga dan aparatur Kecamatan Tegalrejo melakukan kunjungan ke kampung Glintung Malang, Jawa Timur, Minggu (14/10). Kampung yang terkenal dengan nama Kampung 3G ( Glintung Go Green) ini memang istimewa. Dahulu, kampung Glintung akrab dengan banjir dan kawasan kumuh sekarang berubah drastis menjadi kampung yang hijau dan asri.
Hal ini tak lepas dari kebijakan Pemerintah Kota Malang yang menggiatkan sektor lingkungan sejak tahun 2012 yang lalu. Salah satunya dengan Gerakan Menabung Air (GEMAR). Dan kampung yang pertama melakukannya adalah Kampung Glintung. Kampung yang berada di kelurahan Purwantoro Kota Malang merupakan kampung pioner GEMAR.
Salah satu penggerak perubahan kampung Glintung adalah Bambang Irianto, yang juga sebagai Ketua RW 23 Kampung Glintung. Dia bersama sama dengan masyarakat sekitar mulai melakukan perubahan, mulai dengan mensyaratkan adanya penghijauan per rumah bila memerlukan stempel RW hingga mulai memikirkan cara menabung air menggunakan biopori dan sumur injeksi.
Dengan inovasi yang dilakukan Kampung Glintung ini membuat Kampung Glintung menyabet penghargaan Ghuangzou Award Urban Innovation tahun 2016.
Cerita tentang perubahan kampung Glintung ini yang membuat Camat Tegalrejo, Ryanto Tri Nugroho tergelitik mengajak masyarakat, LMPK dan aparatur di wilayah kecamatan Tegalrejo berkunjung ke kampung Glintung.
“Menindaklanjuti apa yang kita rencanakan sebelumnya bahwa kecamatan Tegalrejo akan menjadi kawasan konservasi air, tanaman perkotaan dan pariwisata berbasis budaya, kunjungan ke Glintung ini merupakan langkah awal melihat perubahan. Perubahan yang ke depan semoga memberi manfaat bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Tegalrejo. Terutama bagaimana mengubah mindset masyarakat terkait lingkungan” ujar Ryanto, panggilan akrabnya di sela-sela kunjungan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang Irianto yang pernah menjadi salah satu pembicara acara sarasehan konservasi air di Kecamatan Tegalrejo bulan lalu.
“Memang benar, saya pernah diundang Kecamatan Tegalrejo sebagai salah satu pembicara pada acara sarasehan konservasi air dan pelestarian lingkungan. Bahkan, Bapak Wakil Walikota pun turut hadir pada acara tersebut. Ini menjadi modal utama perubahan mindset masyarakat bahwa pemerintah kota Yogyakarta pun akan selalu mendukung program terkait pelestarian lingkungan,” ungkap Bambang.
Pada acara sarasehan konservasi linkungan itu ,Bambang Irianto bercerita bagaimana kampung Glintung berubah hingga bagaimana menyimpan air menggunakan biopori jumbo.
Acara Kunjungan
Kedatangan 40 orang dari rombongan Tegalrejo tersebut disambut oleh Ketua RW 23 Glintung, Purwantoro, Malang yang juga merupakan inisiator kelahiran Kampung Glintung Go Green (3G), Bambang Irianto didampingi para Srikandi 3G yang menjadi guide para rombongan berkeliling Kampung Glintung.
Mereka disuguhi beragam tanaman penghijauan yang ditempatkan di masing-masing rumah warga. Bahkan di setiap rumah tampak beragam usaha yang dikelola masing-masing penghuni rumah.
“ Keberadaan usaha rumahan yang dikelola oleh masing-masing orang merupakan dampak dari seringnya kami menerima kunjungan. Alhamdulillah, perubahan yang kami lakukan selain mengubah lingkungan juga menambah pendapatan masyarakat, “ tambah Bambang.
Bambang Irianto menegaskan bahwa ada hal yang menarik di Yogyakarta yang bisa diambil dan diterapkan di kota Malang yakni adanya Peraturan Walikota jogjakarta tentang kampung wisata yang benar-benar mengatur tentang Kampung Wisata secara detail.
“Jika Walikota Malang juga mengeluarkan peraturan yang sama untuk mengatur Kampung Wisata maka perkembangan Kampung Wisata atau Kampung tematik di kota Malang akan bisa semakin terarah dan bisa benar-benar bermanfaat bagi semuanya,” ungkap Bambang Irianto.
Selain melihat beragam penataan lingkungan, rombongan dari Kecamatan Tegalrejo juga ditunjukkan pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro (PLTMH) yang ada di kampung Glintung. PLTMH merupakan sumber tenaga listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai pengggeraknya seperti saluran irigasi, sungai dan jumlah debit air. (Kurniawan Sapta/ Kecamatan Tegalrejo)