Yogyakarta Kembangkan Stasiun Tugu Sebagai Transit Oriented Development
Pemerintah Provinsi DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Kraton Yogyakarta, PT KAI (Persero) dan PT HK (Persero) sepakat untuk mengembangkan Stasiun Tugu menjadi Transit Oriented Development (TOD)
“Kesepakatan bersama ini merupakan keberlanjutan kesepakatan antara Pemda DIY - PT KAI saat di Bandung pada 28 Juni 2007 lalu. Yakni 11 tahun yang lalu,” kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwana X saat membacakan sambutan di Gedhong Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta, Senin (29/10).
Sri Sultan menjelaskan, kesepakatan ini harus menjadi landasan untuk melakukan sinergi dalam pengembangan stasiun tugu sebagai TOD di mana pembangunannya harus diselaraskan dalam kerangka besar pembangunan kawasan Malioboro.
“Dalam pelaksanaannya, para pihak sepakat akan menindaklanjuti dalam perjanjian kerja sama teknis oleh perangkat daerah. Sehingga tugas dan fungsinya berdasarkan prosedur dan ketentuan perundangan yang berlaku,” urainya.
Konsep TOD berfokus pada layanan transportasi publik yang mudah diakses ke berbagai moda transportasi publik untuk berpindah jalur dan berganti pada moda transportasi yang disukai sesuai kebutuhan warga TOD.
“Untuk itu, perlu untuk mengatur sistem transportasi agar warga mudah menjangkau kawasan perkantoran, industri, dan pusat-pusat aktivitas perkotaan dari tempat mereka tinggal,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menerangkan, Terkait dengan rencana revitalisasi Stasiun Tugu tidak ada pembebasan lahan. Hal itu dikarenakan, lahan di kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta mayoritas adalah tanah kekancingan milik Kraton, yang hak pengelolaannya diserahkan kepada PT KAI.
Adapun untuk revitalisasi Stasiun Tugu Yogyakarta diharapkan bisa dimulai tahun depan. Namun untuk kepastiannya masih menunggu pembahasan lebih lanjut. Untuk sistem yang akan diterapkan di stasiun adalah transit oriented development dengan konsep lokasi parkir di bawah tanah.
“Semoga stasiun tugu dan lempuyangan bisa berperan dalam pengembangan pembangunan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pusat transportasi yang berbasis OTD,” imbuhnya. (Tam)