Membangun Spiritualitas Damai dalam HUT GPIB Ke-70

Gerakan Pemuda (GP) Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) merayakan HUT GP GPIB ke-70 di Pendopo Ndalem Suryowijayan, Jalan Wahid Hasyim MJ I/ 340, Kota Yogyakarta, Rabu (31/10).

Lebih dari ratusan warga dan Pemuda Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) ikut dalam rangkaian acara HUT GP GPIB ke-70 . Acara ini meliputi Teater Rakyat, Potong Tumpeng, dan undian doorprice untuk warga Suryowijayan.

Kegiatan ini mengusung Tema “Membangun Spiritualitas Damai Yang Menciptakan Pendamaian”. Ketua Penyelenggara GPIB, Yosep mengatakan, perayaan GPIB ini merupakan salah satu momen yang sangat penting untuk mengingatkan kembali kepada sejarah berdirinya GPIB.

“Oleh karena itu, tentunya tepatlah pada saat ini kita mengingat kembali kepada sejarah keberadaan dan peran serta GPIB dalam pembinaan jemaat baik dalam bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan” ujarnya..

Rangkaian kegiatan HUT GPIB Ke-70 sudah dimulai pada tanggal 19 Oktober hingga 20 Oktober 2018 yaitu melakukan ibadah dan pengobatan gratis di daerah Kulonprogo.

Kemudian pada tanggal 26 Oktober hingga 28 Oktober 2018 diadakan pertemuan pemuda, srawung persaudaraan pemuda lintas agama yg dilakukan di Kota Semarang. Dan yang terakhir pada tanggal 31 Oktober 2018 telah terselenggara pembagian sembako sebagai cinta kasih pada masyarakat di sekitar gereja.

Disamping itu, Wakil Walikota, Heroe Poerwadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa, usia GPIB Ke-70 merupakan usia yang sangat matang.

“HUT GPIB ke-70 ini merupakan usia yang sangat cukup matang dan sama dengan usia Republik Indonesia, usia ini sudah jadi masanya semakin bisa mengayomi keseluruhnya warganya” ungkapnya.

Heroe Poerwadi menjelaskan pihaknya berharap dalam kegiatan ini agar jamaat saling menjaga dan menjalin persaudaraan yang telah lama dibangun.

“Saya berharap jemaat bisa bersama merawat, menjaga, nilai persatuan, serta kesatuan persaudaraan, apalagi di jogja semangatnya selalu muncul, semangat gotongroyong nyawiji greget bersama” ungkapnya.

Heroe Poerwadi menambahkan GPIB membawa kebaikan bagi masyarakat khususnya di Kota Yogyakarta.

“GPIB ini bisa membawa kebaikan bagi seluruhnya, untuk saling berkontribusi melalui pandangan, pendapat seluruh jemaat, untuk menjadikan Kota Yogya nyaman, memiliki toleransi dan mampu merangkul semua kehidupan agar selalu nyaman berada di kota Yogyakarta” katanya. (Hes)