Jelang Musim Penghujan, BPBD Gelar Apel Siaga Bencana

Mulai bulan November 2018 ini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Kota Yogya akan mengalami curah hujan yang tinggi. Menyikapi hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogya menggelar kegiatan Apel Siaga Bencana 2018.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogya Hari Wahyudi mengatakan, Apel Siaga Bencana yang diikuti oleh 1000 orang ini bertujuan untuk membangun kolaborasi yang efektif antar relawan dan lembaga pembina demi memperkuat upaya kesiapsiagaan, meningkatkannya keterampilan relawan, pengkayaan informasi tentang penanggulangan bencana dan penguatan jiwa korsa kerelawanan.

“Saat ini sudah terbentuk 100 Kampung Tangguh Bencana (KTB). Warga KTB selama ini dibekali dengan simulasi terkait ancaman kebencanaan. Simulasi bencana diberikan agar warga terbiasa dan tahu harus melakukan apa saat terjadi bencana” ungkapnya di Halaman Balaikota Yogya, Jumat (10/11).

Setiap KTB, lanjutnya, ada 30 orang warga yang menjadi relawan bencana. Ke 30 orang tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

“Setiap orang memiliki fungsi yang berbeda, ada yang sebagai guide, P3K di masing-masing kampung. Masing-masing KTB punya peta potensi bencana. Nah, untuk membiasakannya perlu diadakan simulasi secara rutin minimal setahun sekali,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi Menjelaskan, untuk penanggulangan bencana, Pemkot Yogya sudah melakukan berbagai upaya seperti pelatihan simulasi bagi setiap sektor dan menyiapkan segala sarana-prasarana.

Ia mengungkapkan jika penanggulangan dan pengurangan risiko bencana tersebut juga memerlukan komitmen dari seluruh lapisan mulai dari pemerintah, masyarakat, dan stakeholder yang terkait.

“Penanganan bencana dengan cepat dan tepat bergantung pada kegiatan antisipasi yang dilakukan. Oleh karena itu, seluruh pemerintah daerah, BPBD, OPD serta segenap komunitas relawan, sampai dengan tingkat kampung, wajib untuk mempersiapkan diri.” ungkapnya.

Menurutnya pembentukan KTB sangat penting, yakni untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah. Mengingat mereka yang tahu dan dekat dalam menangani awal jiak terjadi bencana sehingga lebih cepat.

“Hal ini penting agar apabila terjadi bencana, maka masalah yang timbul dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat sasaran, dengan partisipasi masyarakat yang tergabung dalam KTB” ujarnya. (Han)