Grebeg Maulud, Ratusan Warga Berebut Gunungan

Puncak perayaan Sekaten Tahun tahun Be 1952 atau 2018 Masehi ditutup dengan  upacara Garebeg Sekaten  yang ditandai dengan keluarnya tujuh gunungan dari Keraton Yogyakarta.

Ke-tujuh gunungan Sekaten ini kemudian dibagi untuk diperebutkan di halaman Masjid Besar Kauman, kompleks Kepatihan dan Puro Pakualaman, Rabu, (21/11/2018).

Tujuh gunungan dari dalam Keraton Yogyakarta dikawal 10 Prajurit Bregada Kraton, lima gunungan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman dan dua gunungan lainnya dibawa ke Kepatihan dan Pura Pakualaman.

Tujuh gunungan tersebut terdiri dari Gunungan Dharat, Gunungan Pawuhan, Gunungan Estri, Gunungan Gepak, tiga Gunungan Kakung.

Sebelum keluar dari Kraton, ketujuh gunungan tersebut didoakan terlebih dahulu, kemudian diarak dari Keraton dengan dikawal oleh prajurit-prajurit Keraton, salah satunya adalah prajurit Gajah.

Ratusan warga nampak antusias menyaksikan sekaligus berebut gunungan tersebut, salah satunya di Pura Pakualaman.

Rombongan pengiring gunungan Grebeg Mulud yang terdiri dari dua ekor gajah melewati gerbang Kadipaten Pura Pakualaman sekitar pukul 11.00 WIB.

Selang 20 menit gunungan keluar dari Ndalem Pura Pakualaman menuju Alun-Alun Sewandanan sisi barat kemudian diperebutkan warga.

Salah seorang warga, Agus Riyadi (36) mengaku telah menunggu sejak kemarin sore, warga asal Pekalongan itu datang ke Yogyakarta bersama istri dan anak-anaknya.

“Setiap tahun saya merayakan Maulud Nabi Muhammad di Yogyakarta, sekalian jalan-jalan bersama keluarga,” ungkapnya.

Menurutnya, acara grebeg sekaten tersebut sebagai penanda rasa cintanya kepada Nabi Muhammad yang harus terus dilestarikan.

“Ini kan dalam rangka memperingati Maulud Nabi, senang dengan acara ini mengingatkan kita kepada sejarah perjalanan Nabi Muhammad,” ucap Agus. (Tam)