Budi Daya Lele dengan Sistem Bioflok, Ramah Lingkungan

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyaksikan pelatihan budidaya lele sistem bioflok menggunakan drum di Masjid Al Ikhwan, Dukuh, Gedongkiwo, Mantrijeron. Pelatihan ini digelar oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta.

Pada kesempatan tersebut Ia mengatakan produksi perikanan budidaya masih diandalkan dan harus dikembangkan di Kota Yogya. Hal itu, lanjutnya, harus terus dilakukan untuk meningkatkan produksi dalam upaya menyediakan ikan konsumsi, mengingat potensinya yang sangat besar.

"Oleh karena itu, bantuan sarana produksi perikanan budidaya secara intensif seperti sistem bioflok akan sangat tepat dan akan membantu kepada kelompok pembudidaya ikan dalam menekan biaya," ujarnya dilokasi, Minggu (6/1/2019).

Ia berharap nantinya hasil panen tahap awal akan sangat memuaskan. Menurutnya, secara ekonomi dengan hasil panen nantinya dipastikan sangat menguntungkan dan tentunya diharapkan akan memicu kesinambungan usaha.

"Di sinilah inovasi dibutuhkan, untuk itu saya yang mendukung penuh sistem budidaya ikan dengan bioflok," katanya.

Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat, Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Yogyakarta, Rusianto mengatakan pelatihan tersebut dimaksudkan agar masyarakat bisa mandiri dan memiliki jiwa wirausahawan.

Ia menjelaskan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dilakukan dengan menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang justru bermanfaat sebagai makanan alami ikan.

Pertumbuhan mikroorganisme dipacu dengan cara memberikan kultur bakteri non pathogen (probiotik), dan pemasangan airator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam. Setelah beberapa hari dan muncul jentik-jentik mikroorganisme baru ditebarlah benih ikan lele ukuran sekitar 7 hingga 10 cm.

"Jika keasaman kolam meningkat, maka harus dinetralisir dengan garam dan kapur karena pada sistem ini air yang berkualitas yang diutamakan," katanya.

Dengan sistem bioflok ini mampu mendongkrak produktivitas karena dalam kolam yang sempit dan waktu yang relatif singkat dapat diproduksi ikan lele yang berlipat. Sehingga biaya produksi berkurang dibandingkan dengan budidaya secara konvensional.

Ia menuturkan, kelebihan inovasi teknologi budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dibanding sistem konvensional salah satunya adalah produktivitas yang lebih tinggi.

"Selain itu, sistem bioflok ramah lingkungan, penggunaan lahan dan sumber daya air yang tak lebih dari 80 persen, dan memiliki nilai tambah keuntungan ganda. Semua itu dilakukan demi mengantisipasi terbatasnya lahan," ujarnya. (Han)