Meski Hujan Deras, Malioboro Imlek Karnaval Tetap Hibur Warga
Meski diguyur hujan deras namun animo masyarakat untuk menyaksikan gelaran Malioboro Imlek Karnaval sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan banyaknya warga yang menyaksikan acara tersebut.
Gelaran yang merupakan bagian dari PBTY 2019 ini dimulai pukul 18.00 WIB dengan mengambil start dari Taman Parkir Abubakar Ali menyusuri Jalan Malioboro dan finish di Alun-alun Utara Yogyakarta
Selain naga raksasa dan barongsai terdapat juga ratusan peserta yang menggunakan busana khas perayaan imlek seperti Sun Goo Kong, Dewi Kwan Im dan para penari tradisional Tionghoa.
Beberapa warga rela menunggu sejak sore agar mendapatkan spot terbaik dan menghabiskan sepanjang malam dengan menikmati produk kebudayaan dari Tionghoa.
"Ini salah satu festival Naga dan Barongsai paling besar yang saya tahu. Anak-anak saya senang melihat Naga dan Barongsai di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta," kata Handi, salah seorang warga Bantul, saat ditemui di sela-sela acara.
Ketua Umum PBTY 2019, Tri Kirana Muslidatun, menyampaikan pada karnaval Imlek kali ini masyarakat Yogyakarta disuguhkan oleh tiga naga raksasa terpanjang yang sempat memecahkan rekor MURI.
“Kami tampikan Naga Nusantara sepanjang 67 meter, Naga Hijua 90 meter dan Naga Lampion Raksasa serta puluhan barongsai yang berasal dari berbagai daerah” ujar di lokasi, Sabtu (16/2/2019).
Ia menjelaskan jika gelaran Malioboro Imlek Karnaval tidak hanya menghadirkan budaya Tionghoa di Indonesia saja, tapi juga seni budaya lokal dan nusantara.
“Artinya kehidupan yang ada keguyuban masyarakat. Kegiatan ini juga untuk edukasi kebudayaan Tionghoa ke masyarakat dan toleransi antar umat beragama,” imbuhnya.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi sangat menyambut baik gelaran tersebut, menurutnya PBTY juga bisa membangkitkan kreativitas seni Tionghoa, sehingga bisa tersosialisasikan dengan baik di Kota Yogya. Kegiatan itu juga dinilai sebagai langkah inovatif dalam rangka menjalin harmonisasi keberagaman, budaya, adat dan pola hidup masyarakat.
“PBTY ini diharapkan dapat membangun semangat toleransi di KOta Yogyakarta untuk mewujudkan Kota Yogya sebagai city of tolerance,” ujarnya.
Sementara dari segi pariwisata, lanjutnya, penyelenggaran kegiatan tersebutdapat memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan wisatawan di Kota Yogya.
“Harapannya Malioboro Imlek Karnaval dapat mendongkrak kunjungan pariwisata ke Kota Yogyakarta sehingga meningkatkan kesejahteraan warga Kota Yogya. Hotel laku, kuliner laku dan oleh-oleh laku. Kegiatan PBTY bisa mendongrak ekonomi di Kota Yogya yang luar biasa,” (Han)