Yogyakarta Siapkan Alat Pengukur Kualitas Udara

Merespon efek perubahan iklim yang berdampak pada kualitas udara, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungkan Hidup menyiapkan alat pengukur kualitas udara atau air quality monitoring system (AQMS).

Alat yang diharapkan bisa mengetahui kualitas udara secara real time itu merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup yang akan diberikan kepada Kota Yogyakarta.

“Kita sedang dalam tahapan MOU, setelah itu baru nanti kita bisa putuskan alat tersebut akan diletakkkan dimana,” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Suyana saat Workshop Proklim di Balaikota Yogyakarta, Selasa (26/2/2019) pagi.

Suyana menyebut, alat tersebut nantinya akan bekerja secara otomatis dan real time sehingga masyarakat pun bisa mengetahui langsung bagaimana kondisi udara di Yogyakarta saat itu juga.

“Mungkin indikatornya nanti menggunakan lampu berwarna, seperti traffic light, sehingga kita mudah membacanya tidak perlu dengan angka-angka,” urainya.

Meski begitu, Suyana mengaku tidak menutup kemungkinan alat tersebut akan dikombinasikan dengan program smart city. Sehingga kedepan kualitas udara bisa dipantau langsung oleh mayarakat melalui smartphone.

Pihaknya juga menyinggung efek perubahan iklim bagi kota Yogyakarta, ,menurutnya efek perubahan iklim di Yogyakarta sudah perlu diwaspadai mengingatkan sejumlah indikator yang telah terjadi belakangan ini.

“Banyak indikatornya, gelombang tinggi di pantai parangtritis, angin putting beliung, dan merebaknya malaria di Kulonprogo adalah sebuah indikator yang harus kita waspadai,” cetusnya.

Untuk itulah program kampung iklim menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut, Ia juga meminta kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif membendung perubahan iklim yang kini sedang terjadi.

Salah satunya hal yang paling mudah dilakukan menurut suyana adalah dengan mengendalikan sampah di tingkat masyarakat. Karena, masih menurut Suyana, gas metan yang dihasilkan sampah lebih berbahaya bagi perubahan iklim.

“Dengan program kampung iklim ini diharapkan kampung tidak hanya tangguh bencana saja tapi juga tangguh terhadap perubahan iklim,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri mengapresiasi Program Kampung Iklim di Kota Yogyakarta.

“Dampak dan ancaman perubahan iklim global telah diakui sebagai ancaman terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat,” ucapnya.

Menurutnya perubahan iklim tidak lagi semata persoalan lingkungan hidup namun juga terkait dengan strategi pembangunan sehingga akibatnya akan berpengaruh sampai pada stabilitas ekonomi, sosial dan politik negara, regional serta global.

“Beberapa upaya yang telah ditempuh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui instansi terkait sebagai respon terhadap perubahan iklim adalah Uji Emisi, Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien, Melaksanakan Penghijauan, Pengurangan Volume Sampah, Pembuatan Biopori dan lainnya,” jelasnya.