Lepas Kader Inklusi, Wawali Tegaskan Pentingnya Libatkan Penyandang Disabilitas dalam Perencanaan Program Pembangunan

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi melepas 24 kader Poros Belajar Inklusi Disabilitas di Pusat Rehabilitas Yakkum, Ngaglik, Sleman, Senin (11/3/2019). Ke 24 kader inklusi tersebut akan masuk ke desa-desa sebagai agen perubahan.

Heroe Poerwadi yang juga sebagai Ketua Pokja Menuju Kota Inklusif Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) berharap program tersebut bisa mempercepat proses terbentuknya kebijakan inklusi di seluruh pelosok Indonesia.

“Mereka adalah kader-kader yang siap menyuarakan haknya sekaligus akan mengadvokasi untuk membangun kebijakan yang ramah terhadap disabilitas,” ucapnya.

Saat ini kebijakan inklusi terus didorong oleh pemerintah pusat maupun daerah. Dari 97 kota di Indonesia yang sudah mempunyai Peraturan Daerah yang menyangkut disabiltas baru ada 16 kota.

Sementara dari 97 daerah tersebut yang telah memiliki sekolah inklusi sudah mencapai 67 daerah. Dan yang sudah melibatkan penyandang disabilitas dalam proses perencanaan pembangunan baru ada 8 kota.

“Tentu hal tersebut akan terus kami dorong sehingga para penyandang disabilitas kedepan bisa dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan,” kata Heroe.

Saat ini pihaknya mengaku sedang melakukan pemetaan untuk membangun rencana aksi daerah agar kebijakan yang sifatnya inklusi bisa masuk dalam program pembangunan.

“Untuk itu kami sedang berupaya mengarus utamakan program disabilitas sebagai bagian dari kebijakan, kalau pemerintah sudah memiliki kebijakan ini tentu kebawah akan mengikuti,” tandasnya.

Selain itu, Heroe juga menyoroti tentang pemberian akses kepada kaum disabilitas yang Ia nilai masih sangat terbatas.  yang paling banyak dilakukan adalah akses di jalan-jalan tapi akses di gedung dan pelayanan pemerintah masih belum banyak perhatian.

“Yang paling banyak dialami juga belum memberdayakan teman-teman disabilitas dalam pelatihan menuju kemandirian maupun memberikan akses untuk medapatkan pekerjaan yang layak,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Direktur PR YAKKUM Arshinta menjelaskan Program tersebut digagas Pusat Rehabilitasi Yakkum bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan The Asia Foundation.

“24 kader tersebut berasal dari Kota Yogyakarta, Kulonprogo, Sleman, Klaten, Sukoharjo, Banjarmasin, Sumba Barat, Gowa, Bone, dan Palembang,” urainya.

Sebelum diterjunkan ke desa-desa untuk mendorong kebijakan inklusi, mereka akan belajar bersama dalam kelas yang kita namakan Poros Belajar Inklusi Disabilitas.

Pihaknya berharap 24 kader inklusi itu mampu mengumpulkan data-data disabilitas di tingkat bawah yakni desa-desa. Dengan data itulah mereka didorong dalam proses pengambilan kebijakan dan perencanaan pembangunan. (Tam)