28 Bumil di Yogyakarta Ikuti Penilaian Kesehatan Kehamilan

Menekan angka kematian karena kehamilan sekaligus meningkatkan kepedulian untuk mewujudkan ibu hamil yang sehat anak selamat, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menggelar Lomba Ibu Hamil Sehat Tingkat Kota Yogyakarta, Kamis (21/3/2019).

Digelar di RS Pratama, lomba yang sudah digelar untuk kedua kalinya ini berhasil menarik perhatian warga, terbukti 28 ibu hamil yang berasal dari 18 puskesmas berkompetisi menjadi ibu hamil paling sehat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menekan angka kematian karena kehamilan dengan memberikan pemahaman yang benar melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

"Memelihara kesehatan bagi ibu hamil sangat diharuskan sekali agar anak dan ibunya bisa dijaga kesehatanya dari semenjak mengandung sampai melahirkan," ucapnya.

Dan yang tidak kalah pentingnya dari acara ini adalah agar masyarakat bisa meningkatkan kepedulian, kesadaran untuk mewujudkan ibu hamil yang sehat sehingga melahirkan generasi yang hebat.

Menurutnya Kesehatan ibu berpengaruh pada kondisi bayi dalam kandungan. Karena itu, diperlukan motivasi dan pemahaman agar kesehatan ibu hamil tetap terjaga.

Namun disamping menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita, serta permasalah gizi, pihaknya juga memperhatikan masalah stunting. Mengatasi stunting harus dilakukan sejak awal kehamilan.

“Jangan sampai ada bayi lahir dengan panjang badan yang tidak sesuai standart, karena dapat dipastikan anak tersebut tumbuh kembangnya tidak maksimal,” cetusnya.

Mengatasi tantangan tersebut, Fita meminta kepada para ibu hamil untuk terus merekam setiap perkembangan kesehatannya melalui Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

“Setiap ibu hamil harus memiliki KIA, buku KIA adalah rapot kesehatan bagi ibu hamil sampai ke anaknya. Sehingga riwayat kesehatan bisa terdeteksi,” ujarnya.

Dengan mengetahui riwayat kesehatan tersebut, sambung Fita, dokter akan lebih mudah dalam memberikan tindakan sehingga diharapkan Ibu hamil selamat, anak pun sehat.

Fita menegaskan bagi fasilitas kesehatan yang tidak menyedikan buku KIA akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Walikota yang berlaku. Ia juga mengingatkan apabila buku KIA tidak dimanfaatkan dengan baik maka dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif terhadap ibu dan anak yang bersangkutan.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Riska Novriana menjelaskan substansi penilaian terdiri dari umur ibu hamil, status kesehatan, dan jarak kehamilan. Ada pula tinggi fundus uteri, lingkar lengan atas, kadar hemoglobin, dan status imunisasi.

"Selain itu, ketepatan pemeriksaan K1-K4, ANC terpadu, pengetahuan tentang buku KIA, KB, kesehatan gizi, kesehatan gigi, kesehatan umum PKK, dan psikologi," kata Riska.

Satu persatu ibu hamil diperiksa oleh bidan dan dokter spesialis mulai dari kesehatan gigi hingga kadar hemoglobin. Dari hasil pemeriksaan itu, Ibu hamil yang paling sehat akan didaulat menjadi jawara.

Tim juri berasal dari dokter spesialis obstetri gynekologi dari RSUP Dr Sardjito dan RS Pratama Kota Yogyakarta. Juri lain berasal dari berbagai latar seperti psikolog, dokter umum, dokter gigi, bidan, dan nutrionis TP PKK Kota Yogyakarta.

Sementara ibu hamil yang berhasil keluar sebagai juara pada tahun ini yakni, Dwi Hartati dari Kecamatan Wirobrajan, terpilih sebagai juara satu. Disusul Eiodia Geovani dari Kecamatan Gondomanan, dan Putri Hanisari dari Kecamatan Wirobrajan, yang meraih juara dua dan tiga.

Ia berharap para peserta tahun ini bisa menjadi pelopor sekaligus inspirator bagi ibu hamil lainnya agar lebih termotivasi lagi untuk menjaga kesehatan kehamilannya. (Tam)