Warga Terban Gelar Rejeban

Warga masyarakat Terban, Gondokusuman menggelar Merti Kampung dan Gelar Budaya Rejeban pada hari Minggu (31/3) di Kampung Purbonegaran, Terban. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap warga masyarakat Terban terus melestarikan budaya Rejeban di tengah arus modernisasi.

“Saya ucapkan terima kasih atas peran serta masyarakat, tokoh masyarakat, budayawan, seniman, dan segenap elemen masyarakat di Kelurahan Terban yang sudah nguri-uri kabudayan leluhur” Tutur Wawali sebelum melepas prosesi kirab.

Lebih lanjut, Wawali berjanji, Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan budaya yang dilakukan oleh warga masyarakat Yogyakarta. Hal tersebut menurut Wawali dapat memperkuat predikat Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan menopang keistimewaan Yogyakarta.

“Harapannya kegiatan ini juga mampu membangun semangat kebersamaan warga, bergotong royong, bahu membahu mewujudkan Terban sebagai Kelurahan Budaya, baik dalam bentuk seni dan tradisi yang adi luhung”. Imbuh Wawali.

Kegiatan Merti Kampung dan Rejeban merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat Terban, dan untuk tahun ini kegiatan dilaksanakan dalam bentuk kirab budaya, nyekar leluhur, bersih-bersih makam, prosesi pasrah ambeng dan pentas seni. Kegiatan ini sempat absen selama 46 tahun hingga akhirnya digiatkan lagi pada tahun 2014 lampau.

Tradisi Rejeban diambil dari istilah Rajab (bulan Rajab) yang di dalamnya ada peringatan Isra’ Miraj di mana Rasulullah Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Dalam peristiwa tersebut rasul menerima perintah salat lima waktu. Dalam kepercayaan Jawa, tradisi ini meluas menjadi tradisi dalam membersihkan makam secara bergotong royong. Kawasan Terban sendiri memiliki tiga makam utama, yakni makam Purbonegaran, Bendo dan Carangsuko. Masing-masing makam tersebut menjadi tempat dikebumikannya leluhur warga Sagan. Makam Bendo merupakan makam Kyai Sag dan Nyai Sag yang menjadi cikal bakal lahirnya kampung Sagan. Makam Purbonegaran adalah tempat peristirahatan terakhir Kyai Purbonegoro  yang juga menjadi cikal bakal nama Kampung Purbonegaran. Sedangkan makam Carang Soka merupakan tempat dimakamkannya Kyai Carang Soka.  (ony)