PDAM Harus Siap Hadapi Revolusi 4.0

Memasuki era revolusi industri 4.0, teknologi informasi memegang peranan penting dalam setiap sendi kehidupan masyarakat, termasuk di bidang pelayanan publik. Maka dari itu petugas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang setiap harinya bergelut di bidang pelayanan air bersih harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk meningkatkan efisensi dan efektifitas layanan. Sehingga standar dan kompetensi petugas harus terus ditingkatkan untuk mengikuti era 4.0

“Adanya teknologi digital memungkinkan kita untuk mengetahui letak kebocoran saluran air. Jika itu bisa dilakukan dan alatnya juga tersedia, maka pemeliharaan air jaringan menjadi lebih efektif dan efisien” Demikian disampaikan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti ketika membuka kegiatan Pendidikan Manajemen Air Minum Tingkat Madya Berbasis Kompetensi, Senin (8/4) di Hotel Citra Dream Yogyakarta.

Lebih lanjut, Walikota juga mengingatkan, salah satu dampak dari revolusi industri 4.0 adalah munculnya cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai. Masyarakat secara perlahan telah menggeser perilaku transaksi pembayarannya dari tunai menjadi non-tunai karena dirasa lebih praktis tanpa terhalang ruang dan waktu. Hal tersebut hendaknya dapat diadopsi oleh bidang yang bergerak di pelayanan publik seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamarta Yogyakarta.

“Dengan kemajuan teknologi digital, orang tidak lagi membawa uang melainkan kartu yang di dalamnya terdapat chip yang berisi data keuangan. Orang dapat dengan mudah melakukan transaksi menggunakan kartu atau ponsel. Hal seperti ini dapat diadopsi oleh PDAM untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pembayaran tagihan.” Imbuh Walikota di hadapan peserta pelatihan.

Kegiatan ini sendiri diikuti oleh 20 peserta dari lima PDAM di kawasan DIY. Pelatihan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kompetensi pejabat di lingkungan PDAM.

“Kegiatan dilaksanakan mulai hari ini hingga tanggal 14 mendatang sebagai wahana peningkatan kualitas dan kapasitas manajemen madya, dalam hal ini kabid, kabag, atau kasie dalam lingkugnan PDAM.” Ungkap Ketua Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia, Tri Widodo.

Tri Widodo menambahkan, kegiatan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam tiga tingkatan, yakni muda, madya, dan utama.

“Untuk Madya dilaksanakan oleh Pengurus Daerah DIY, sedangkan tingkat Utama diselenggarakan oleh Pengurus Pusat.” Tambahnya (oni)