59 Peserta mengikuti Lomba Merangkai Buah
59 peserta ikut meramaikan Lomba Merangkai Buah dalam Memperingati Hari Kartini Tahun 2019. Kegiatan ini digelar di Grha Pandawa Balaikota Yogyakarta, Rabu (24/4). Acara ini terselenggara rutin setiap tahunnya.
Setiap Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unsur pelaksana wajib mengirimkan satu tim yang terdiri dari dua orang. Jenis lomba dalam merangkai buah ini bebas sesuai kreatifitas masing-masing peserta. Setiap buah harga bahan maksimal sekitar Rp 100 ribu dan ini semua di tanggung oleh pihak DWP.
Salah satu juri dalam ajang lomba merangkai buah, Idayati mengatakan penilaian tidak memerlukan banyak criteria, namun dilihat dari tingkat kreatifitasnya.
“Kriteria penilaian ini meliputi kreatifitas, kesesuaian Tema dan Keindahan dalam merangkai buah yang sudah di siapkan oleh masing-masing peserta” katanya.
Bahan dasar buah masih berbentuk utuh. Selain itu bahan dirangkai di lokasi lomba yang di taruh diatas meja peserta. Sebelumnya, Panitia atau juri lomba sudah melakukan pengecejan bahan sebelum lomba dimulai. Pelaksanaan lomba ini memakan waktu hingga 60 menit.
Hadiah yang di dapatkan bagi peserta yang memenangkan lomba merangkai buah tinggi meliputi, Juara pertama yang dimenangkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan mendapatkan hadiah Rp 2 Juta, Juara kedua oleh Kementrian mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1,7 jutaan, juara ke tiga dari Kecamatan Umbulharjo mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp 1,5 Juta rupiah.
Tidak hanya itu, peserta juga mendapatkan juara harapan satu dan dua juga mendapatkan hadiah yakni, juara harapan satu dimenangkan oleh Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil mendapatkan hadiah Rp 1,2 Jutaan, Harapan ke dua dari Lapas Wirogunan mendapatkan Rp 1 Juta.
Penasehat DWP, Poerwati Soetji Rahajoe berharap dengan adanya kegiatan lomba ini mampu bemberikan sifat positif dan keratif bagi warga kota Yogyakarta.
“Ini merupakan salah satu dibidang pendidikan dan ketrampilan, kita memang memberikan failitas kepada anggota. Saya kirra ini adalah suatu ilmu untuk memotifasi selalu berperan aktif dalam kegiatan” ungkapnya
Soetji Rahajoe menambahkan, keuntungan yang didapatkan tidak hanya untuk ibu-ibu yang terbiasa dengan merangkai buah, namun juga untuk ibu-ibu pemula.
“Kegiatan ini keuntungannya tidak pribadi, untuk ibu-ibu yang memiliki usaha bisa menambah skill yang di punya, selain itu untuk ibu-ibu bisa menarik minat di bidang ini. Kita disini hanya memfasilitasi memicu ibu-iubu untuk mendalami lagi” ungkapnya. (Hes)