Wakil Walikota Yogya Hadiri Pameran Ngabuburit Masjid Kuno Nusantara

Dalam rangka meningkatkan apresiasi dan kepedulian masyarakat terhadap Cagar Budaya, serta memperluas informasi terkait pelestarian cagar budaya dan permuseuman, Directorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan pameran ngabuburit yang diselenggarakan di Masjid Gedhe Kauman, Sabtu (18/5).

Kegiatan ini mengusung tema “Menguak Jejak Peradaban Tinggalan Masjid di Jawa-Madura”. Pameran Cagar Budaya Ngabuburit di Bulan Eamadhan 1440 H, mengangkat eksistensi masjid dari masa ke masa yang diambil dari buku masjid warisan budaya di Jawa dan Madura.

Lokasi pameran berada di tiga tempat yaitu di Masjid Gedhe Kauman, Benteng Vredeburg dan Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan ini tak hanya pameran buku saja, melainkan terdapat lomba diantaranya, Lomba Sket Masjid Gedhe Kauman, Pertunjukan Mural di Trotoar Malioboro, Lomba Desain baju dan Fashion Show, Peluncuran Bedah buku, serta Mendongeng anak di Majid Gedhe Kauman. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei hingga 24 Mei 2019.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Fitra Ardha mengatakan, pameran ini memperkenalkan betapa berperan pentingnya sebuah masjid bagi masyarakat.

“Melalui Peran ini, kami ingin memperkenalkan bagaimana masjid-masjid di Indonesia memiliki peran yang begitu besar dalam kehidupan bermasyarakat” ungkapnya.

Tak hanya Masjid Gedhe Kauman, Masjid Kotagede atau yang dikenal sebagai Masjid Gedhe Mataram sebagai masjid tertua di Yogyakarta juga memiliki  nilai-nilai budaya yang amat kuat. Masjid yang dibangun pada tahun 1640 ini merupakan sumber sejarah kerajaan Islam di deretan pantai selatan. Masjid dengan arsitekstur yang merupakan hasil akulturasi budaya Hindu, Buddha, dan Islam juga berhasil dinobatkan sebagai cagar budaya pada 2015 oleh UNESCO.

Hal ini yang membuat Masjid Gedhe Kauman termasuk dalam sejarah majid-masjid nusantara yang patut di lestarikan. Sebelumnya Pameran dilaksanakan di Masjid Istiqlal di Jakarta dan sekarang di Mesjid Gedhe Kauman. Pameran ini juga menampilkan beberapa foto masjid kuno di nusantara, diantaranya Majid Sang Cipta Rasa di Cirebon, Masjid Jami Sumenep, Masjid Kebuyutan Trusmi, Masjid Ciptomulyo di Boyolali, Masjid Al Aqsha Menara di Kudus serta Masjid Kaunyatan Banten Lama. “Pameran ini menjadi rangkaian dari Peringatan Hari Purbakala dan Hari Museum” Tambahnya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, sejarah Masjid Gedhe Kauman tak lepas dari nama K.H. Ahmad Dahlan yang menjadi khatib kesultanan Keraton Yogyakarta. Namun di balik sejarahnya, masjid yang dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono I pada 29 Mei 1773 ini juga terkenal dengan gaya arsitektur Jawa-nya yang kental.

“Dari masjid ini, muncul peradaban dan syiar agama yang tidak dapat dilepaskan dari peran KH Ahmad Dahlan sehingga Kota Yogyakarta berkembang sebagai pusat syiar agama islam” ungkapnya.

Pameran Ngabuburit Cagar Budaya ini menjadi bukti bahwa semangat masyarakat Yogyakarta untuk merawat, melestarikan, dan meramaikan masjid melalui kegiatan-kegiatan positif.

“Harapannya, nilai-nilai positif yang bisa kita ambil melalui kegiatan-kegiatan seperti diskusi dan lomba ini, bisa terus dilaksanakan ke depannya. Saya berharap banyak masyarakat yang berpartisipasi dan turut meramaikan masjid di bulan suci Ramadhan ini dengan penuh suka cita” ungkapnya. (Hes)