Peringati Hari Kebangkitan Nasional Dengan Sahur Bareng

Bertepatan dengan peringtan Hari kebangkitan Nasional, Pemerintah Kota Yogyakarta bekerjasama dengan, jaringan lintas agama, jaringan lintas Iman, Forum Komunikasi Umat Bersatu, Banser DIY menggelar Sahur Bersama di Klenteng Poncowinatan.

Kegiatan yang melibatkan berbagai jaringan dan elemen masyarakat ini merupakan wahana dan upaya untuk memupuk, merawat ke-Bhinekaan Indonesia sekaligus menguatkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang adem ayem dan toleran.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan rasa bangga bahwa jaringan lintas agama, lintas iman, Gusdurian memberi kepercayaan pada Kota Yogyakarta untuk melaksanakan hajad Sahur bareng dengan Ibu Dra. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum.

Kota Yogyakarta pada tahun lalu telah memperoleh penghargaan dari kementrian Agama berupa Harmoni Award, Penghargaan tersebut diberikan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta dikarenakan keberhasilannya dalam mengelola, merawat keberagaman.

“Kota Yogyakarta sangatlah toleran, apalagi kalau dicermati banyaknya warisan budaya hadi luhung yang merupakan berbagai asimilasi budaya dari masa ke masa, misal perpaduan musik barat dengan gamelan dalam iringan Tari gagrak mataram, adanya wayang kulit, wayang golek, wayang wahyu” katanya di lokasi Senin dini hari 20 Mei 2019, .

lebih lanjut disampaikan pemerintah Kota Yogyakarta akan menggelar Golong gilig jogja budaya sebagai upaya silaturahmi budaya, agama, seni dan masyarakat.

Ia menambahkan mensikapi kondisi saat ini dengan marknya berita HOAX di media sosial, yang dipicu oleh banyaknya akun abal-abal maka silaturahmi semacam ini menjadi sangat penting, mengingat dalam silaturahmi kita bisa saling bertukar berita, bertukar informasi, bertukar pikiran untuk merajut kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya dalam mengawali sambutannya Ibu Shinta Abdurrahman Wahid, mengajukan pertanyaan sejauh mana pengenalan hadirin atas ibu Shinta, Gus Dur,keberagaman Indonesia baik suku, ras, agama dan golongan. Setelah mengajukan pertanyaan hadirin diminta untuk berdoa dan sahur bersama. Nuansa kebersamaan dan guyub rukun hadirin yang terdiri dari berbagai elemen dan jaringan kental terasa. Usai makan Sahur Ibu Shinta bercerita bahwa kegiatan sahur bersama yang telah berlangsung selama dua puluh tahun ini, dengan lokasi yang berpindah-pindah, apabila sahur bersama bakul pasar maka sahur bersama dilaksanakan di pasar, apabila sahur dengan pekerja bangunan sahur bersama dilakukan di kolong jembatan, apabila dengan pengamen sahur dilakukan di pinggir jalan, yang poada intinya sahur bersama dilakukan dengan kaum marjinal dan kelompok minoritas sebai upaya untuk merawat semangat kebangsaan, semangat ke-bhinnekaan. Dalam kesempatan itu ibu Shinta juga mengajak hadirin untuk berdoa bersama untuk keselamatan negeri  dari perpecahan dan membulatkan tekad untuk persatuan dan kesatuan bangsa dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. (ONI)