Wakil Walikota Yogyakarta Tarling Di Masjid Darussalam

Senin, 20 Mei 2019 Wakil Walikota Yogyakarta, menyambangi Masjid Darussalam yang terletak di kelurahan Wirobrajan, dalam program Tarowih Keliling, guna bersilaturtahmi ke masjid-masjid di wilayah Kota Yogyakarta.

Setelah menunaikan ibadah sholat tarowih dilakukan dialog sambungrasa, dalam kesempatan itu Ketua takmir Masjid Darussalam, M Agung Riyanto,  menjelaskan bahwa Masjid ini, dulu merupakan sebuah Musholla yang diperluas dan ditingkatan fungsinya.

Pengembangan ini dilakukan karena aktifitas  Jamaah yang semakin meningkat dan membutuhkan keberadaan masjid, maka melalui musyawarah dan mufakat ditingkatkan Musholla menjadi Masjid.

Alhamdulillah kami memperoleh bantuan dari Pemerintah Kota Yogyakarta berupa jaringan internet dan wifi sehingga aktifitas Masjid semakin meningkat, jamaah bisa mengakses internet melalui Masjid. Harapan kami keberadaan WiFi ini bisa membantu masyarakat dalam memperoleh informasi yang akurat dan mendidik.

Dalam dialog sambungrasa tersebut Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa, dihari kelima belas Ramadhan yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, ada dua hal yang menarik, pertama dari sisi Ramadhan ibadah puasa yang kita laksanakan telah mencapai separuh dan di penghujung Ramadhan kita selalu berdoa agar diopertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya, pertanyaannya adalah apakah yang kita lakukan sekarang dalam beribadah di bulan ramadhan ini telah optimal. Jangan sampai kita berdoa dan stelah doa dikabulkan Alloh SWT, dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan namun dari sisi ibadah tidak ada peningkatan.  Ibadah Ramadhan adalah satu-satunya ibadah yang nilai pahalanya langsung diberikan oleh Alloh SWT, oleh karena itu Semoga kita yang hadir dalam majelis ini mendapat Ridho Alloh SWT agar ibadah Ramadhan yang kita lakukan meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan itu secara lahir dapat dilihat dengan perilaku yang tawadhu’ dan semakin bermanfaat bagi masyarakat, secara batin adalah peningkatan derajad ketaqwaan kita.

Di tahun pertama sebagai Pelayan Masyarakat  kami menggelar program reresik atau kebersihan, dimulai dari Pedagang dan Komunitas kawasan Malioboro yang kami ajak untuk bersih-bersih setiap Selasa Wage, berlanjut ke pasar-pasar tradisonal di wilayah Kota Yogyakarta para pedagang kita ajak untuk bersih-bersih pasar setiap Kamis Pon, kemudian untuk masyarakat kita ajak untuk reresik kampung setiap Minggu legi. Harapan kami Yogyakarta semakin bersih, asri dan nyaman. Di tahun kedua ini kami punya program Gandeng gendong, sebuah program penumbuhan dan penguatan UMKM di kampung-kampung melalui kemitraan antara Pemerintah Kota,  Perguruan Tinggi, Pengusaha, Kampung dan Komunitas. Adanya WiFi di Masjid ini dapat dipergunakan untuk mengakses program-program pemerintah Kota melalui Jogja Smart Service (JSS). Terkait Gandeng Gendong di dalam JSS ada konten dodolan dan larisi yang bisa digunakan masyarakat untuk berjualan produk dan jasa. Sebagai informasi bahwa layanan jasa pembelian makanan melalui pengantaran secara on line di Yogyakarta telah menembus angka 32 milyar per bulan, dan ada satu gerai usaha makanan yang dalam sebulan bisa bertransaksi sebesar 450 juta. Peluang ini sangat baik andai bisa dimanfaatkan oleh jamaah masjid, terlebih di masjid ini sudah ada WiFi yang bisa membantu memudahkan akses secara on line bagi produk dan jasa makanan. Jika hal itu bisa dilakukan maka Masjid akan menjadi salah satu tempat pemberdayaan Jamaah, dengan demikian peran dan fungsi Masjid yang semula untuk ibadah vertical (hablu minnalloh) berkembang ke ibadah horizontal (hablu minnas). Selain itu Pemerintah Kota juga punya program untuk membeli produk makanan yang dibuat oleh UMKM (masyarakat local) untuk kebutuhan rapat-rapat atau kegiatan lainnya. Misal di kelurahan kalau ada rapat pemenuhan kebutuhan konsumsinya harus dari warga kelurahan yang bersangkuan. Dengan program ini harapannya ada peningkatan pendapatan masyarakat dan mampu menekan angka kemiskinan. Jika jamaah masjid akan menjual produk makanannya ke Pemerintah Kota Yogyakarta, dapat mendaftar ke Kantor Dalbang  yang terletak di lantai dua, Kompleks Balaikota, dengan Syarat berupa kelompok yang di dalamnya ada anggota pemegang KMS atau mempekerjakan KMS, memiliki rekening Bank Jogja atau BPD, memiliki NPWP.

Dalam bidang lingkungan jamaah masjid juga bisa melakukan gerakan menanam sayur di halaman, atau membuat lorong hijau, misal di gang yang akan masuk ke Masjid dibuat lorong hijau dengan ditanami pohon apel di kedua sisi gang agar tanaman tumbuh kembang menjalar dari sisi kanan ke sisi kiri membentuk sebuah lorong.

Dalam dialog tersebut ada usulan tentang pemindahan makam yang sudah lama tidak dipakai dan lahan bekas makam tersebut bisa dipergunakan untuk fasilitas umum, baik berupa balai RW, taman bermain bahkan bisa untuk ruko. Dalam menanggapi usulan tersebut, Wakil Walikota menjelaskan bahwa  pihak kecamatan telah menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan langkah-langkahnya, seperti pengurusan status tanah dari Kraton untuk bisa dikelola pemerintah Kota, di triwulan ketiga sekitar bulan Juni/Juli akan mengundang ahli waris dari mereka yang dimakamkan di makam tersebut. Di sisi lain Pemerintah Kota juga telah matur ke Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, tentang banyaknya makam di Kota Yogyakarta yang sudah penuh dan berkeinginan untuk memindahkan makam ke luar kota, oleh Ngarso Dalem kami telah diberi petunjuk daerah mana yang bisa dipergunakan dan saat ini kami telah melakukan kajian dan inventarisasi. Harapannya dapat dibangun makam di luar kota yang asri, agar ahli waris yang keluarganya meninggal dunia merasa nyaman memakamkan keluarganya di tempat itu,  dengan demikian Pemerintah Kota Yogyakarta mampu memenuhi kebutuhan dan ekspetasi warganya.(ONI)