ASN Pemkot Belajar Investasi di Pasar Modal

Sebanyak 30 Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Yogyakarta mengikuti kegiatan edukasi pasar modal dari Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (23/5) di Ruang Yudhistira, Komplek Balaikota. Dikatakan oleh Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Kominfosandi) Kota Yogyakarta, Ig. Trihastono, acara yang diselenggarakan berkat kerjasama Pemerintah Kota Yogyakarta dan BEI tersebut dimaksudkan agar ASN dapat memiliki opsi investasi yang tepat dan terpercaya.

“Sering kita dengar ada teman yang terjebak pada investasi bodong sehingga harus kehilangan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Harapannya,  rekan-rekan ASN dapat memanfaatkan pasar modal untuk berinvestasi secara bijak” Ungkap Trihastono.

Hal tersebut dipertegas oleh Kepala Kantor BEI DIY, Irfan Noor Riza. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan, Irfan mengatakan, kerugian masyarakat yang diakibatkan investasi bodong telah menembus Rp 105 Triliun. Menurut Irfan, hal tersebut diakibatkan masih banyaknya masyarakat yang tergoda dengan hasil instan yang dijanjikan oleh investasi bodong.

“Dari situ, BEI ingin mengedukasi masyarakat mengenai wahana investasi pasar modal atau nabung saham. Kami mengajak masyarakat yang untuk mengkonversikan tabungannya dalam bentuk saham melalui kampanye Yuk Nabung Saham yang digagas BEI sejak tahun 2015 silam,” Tutur Irfan.

Lebih lanjut Irfan menuturkan, berinvetasi di pasar modal lebih menguntungkan dan minim resiko.  Irfan menjelaskan, Bursa Efek Indonesia merupakan bursa paling menguntungkan di dunia selama 10 tahun terakhir dengan keuntungan hingga mencapai 295,1%, namun demikian kepemilikan saham di Indonesia masih didominasi oleh investor asing, yakni mencapai 52,97%

“Jumlah investor Indonesia per November 2018 masih di angka 829.426 investor atau 0,3% dari populasi Indonesia, angka ini masih jauh dari ideal. Kami terus mengedukasi masyarakat untuk aktif berinvestasi di Pasar Modal, apalagi Indonesia digadang-gadang  bakal melesat di jajaran elit ekonomi dunia di tahun 2050 mendatang. Dengan naiknya jumlah investor lokal, maka perekonomian masyarakat Indonesia juga lebih sejahtera ” Imbuh Irfan.

Berinvestasi di pasar modal sendiri saat ini tidak lagi menjadi sesuatu yang mahal dan rumit, dijelaskan oleh Irfan, hanya dengan Rp.100.000,-, masyarakat sudah dapat berinvestasi di pasar modal.

“Saham itu tidak mahal, dengan Rp. 100 ribu, masyarakat sudah dapat membuka tabungan saham dan harga saham sendiri paling murah Rp. 50. Harga saham dibuat semakin terjangkau untuk mendorong kepemilikan saham warga Indonesia,” Pungkas Irfan. (ams)