Wakil Walikota: Yogyakarta Kota Toleransi

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjadi khotib Sholat Idul Fitri di lapangan Monumen Pangeran Diponegoro, Tegalrejo pada hari, Rabu, 5 Juni 2019. Dalam khotbahnya disampaikan, bahwa Ibadah Ramadhan telah usai, dan kita akan melaksanakan sholat Idhul Fitri. Dalam setiap penghujung Ramadhan kita selalu berdoa untuk dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya, namun bagaiman ibadah kita setelah ketemu Ramadhan berikutnya? Adakah peningkatan atau penurunan dalam beribadah? Sudah pasti harapan kita dalam setiap ramadhan ibadah kita akan terus meningkat darii tahun ke tahun, dengan harapan Alloh akan meridhoi ibadah kita dan meningkatkan derajat ketaqwaan kita.

Di tahun Politik 2019 yang ditandai dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan pemilihan DPD RI, DPR RI, DPRD DIY, DPRD Kota Yogyakarta, kita terkotakkan dalam pilihan politik yang berbeda. Namun pengkotakkan tersebut tidak berarti memecah belah persatuan dan kesatuan diantara kita. Adanya perbedaan tersebut justru memperkaya sikap dalam berdemokrasi dan rajutan Kebhinekaan yang mendorong kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan.dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kota Yogyakarta sebagai city of tolerance, toleransi berarti ada harmoni, ada saling pengertian, dan kesediaan untuk saling menerima, saling mengakui dan mau bekerjasama. Karena itu toleransi dalam konteks city of tolerance, mengandung makna yang lebih luas melampaui pengertian toleransi antarsuku/etnis, agama dan budaya, toleransi juga menyentuh aspek struktur sebuah masyarakat dimana tidak ada kesenjangan sosial dan ekonomi yang tidak terjembatani di dalam masyarakat yang dapat memicu konflik antarkelompok.

Semangat toleransi ini juga yang menjadikan masyarakat kota Yogyakarta memiliki kekompakkan yang tinggi tanpa membedakan status dan kelas sosial dalam menjaga ketertiban, kebersihan, dan keindahan kota Yogyakarta. City of Tolerance harus menjadi bagian dari Keistimewaan Yogyakarta disamping keistimewaan Yogyakarta yang lainnya

Selanjutnya disampaikan, bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta telah melaksanakan Program Gandeng Gendong yang melibatkan pemerinbtah Kota, Perguruan Tinggi, Pengusaha atau perusahaan, Kampung dan Komunitas. Pemerintah Kota Yogyakarta dan OPD telah memfasilitasi pelaku UMKM dengan berbagai pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan kualitas produk serta memasarkan produk. Dalam pemasaran produk melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS) di dalamnya ada konten DODOLAN dan NGLARISI yang merupakan tempat untuk mempromosikan dan menjual produk dan jasa UMKM.

Aplikasi JSS dapat diunduh melalui Play Store, aplikasi berbasis Web 4.0 ini dipilih untuk mengikuti perkembangan zaman, dimana sekarang dari mulai anak-anak sampai orang tua memiliki gadget (HP), melalui handphone kita bisa berinteraksi dan berbisnis secara on line. Adanya program Kampung dimana setiap Kampung diberi dana stimulan untuk menyelesaikan masalahnya melalui solusi yang tepat dan efisien. Selain itu diharapkan kampung mampu membentuk road map pengembangan dan pembangunan kampung yang terintegrasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta. Melalui optimalisasi UMKM dan Kampung diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan keluarga dan PDB kota Yogyakarta. (Oni)