Sri Sultan Hamengku Buwono X : Legowo saling memaafkan untuk NKRI

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi hadir dalam Silaturahmi Halal bil Halal 1440 H/2019 M Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Pejabat, Tokoh Masyarakat dan Dunia Usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa, 11 Juni 2019  bertempat di Kepatihan Yogyakarta. Acara yang diawali dengan persembahan tari klasik gaya Yogyakarta dari Yayasan Siswa Among Bekso, Yogyakarta. Sebuah tari pembuka yang merupakan bentuk penghormatan pada tamu undangan.

Setelah selesai satu tarian kemudian disampaikan sambutan dari Pimpinan DPRD DIY dalam hal ini oleh Wakil Ketua DPRD DIY, Arief Noor Hartanto, yang menyampaikan permohonan pamit baik secara pribadi maupun institusi dimana tidak semua anggota DPRD DIY kembali menjadi anggota DPRD DIY dan mohon maaf apabila selama menjalankan amanah sebagai DPRD DIY ada hal yang kurang berkenan atau tidak pas.

Dalam Sambutannya Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan bahwa Islam meletakkan dasar ilmu pengetahuan yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan barat, kolaborasi pemikiran para ilmuwan lintas agama baik muslim nasrani, yahudi telah berdampak pada lahirnya budaya berfikir, budaya belajar dan mengembangakan ilmu pengetahuan, yang membuahkan kemajuan suatu bangsa dan negara. Kemajuan tersebut dari generasi ke generasi dikembangkan yang akhirnya bisa kita nikmati sekarang dalam bentuk teknologi.

Hikmah dari kemajuan tersebut adalah adanya perbedaan yang menyatu, harmoni dalam Bhinneka Tunggal Ika. Kita telah menggelar Pemilu 2019, yang telah mendapat apresiasi dari dunia internasional sudah semestinya kita berbangga dan menunjukkan sikap legowo dalam menerima apapun hasil Keputusdan Mahkamah Konstitusi. Sikap legowo bagi yang menang adalah merangkul yang kalah, dan sikap legowo yang kalah adalah menerima dengan lapang dada.

Pemilu bukanlah akhir dari sebuah perjuangan untuk rakyat Indonesia, karena masih banyak wahana untuk berjuang dan mendarma baktikan diri untuk rakyat Indonesia. Mari kita bersama membangun jembatan emas untuk kemajuan bangsa dan negara, kembali ke fitrah Kemerdekaan Republik Indonesia. (Oni)