Wawali: Jamaah Makmur, Masjid Makmur

Masjid Al Husna yang terletak di Badran merupakan Masjid yang pertama kali berdiri di daerah Badran. Masjid dengan luas 67 M2 diawal berdirinya merupakan Masjid milik perorangan. Seiring dengan perjalanan waktu, sang empunya Masjid meninggal dunia, hal itu mendorong para ahli waris untuk bersepakat dalam mewakafkan tanah dan bangunan Masjid Al Husna.

Menurut Buang Cahyono, Ketua Takmir Masjid Al Husna dalam Syawalan dan penyerahan Wakaf Masjid Al Husna, menyampaikan kata sambutan, bahwa Masjid Al Husna sebagai perintis Masjid di kawasan badran tidak mengalami banyak perubahan, tetap kecil dan sederhana. Namun meski kecil dan sederhana jamaah Masjid tetap bersemangat dalam beribadah di Masjid.

Harapan kami dengan diwakafkannya tanah dan bangunan Masjid Al Husna kepada Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta maka kami dapat mengejar ketertinggalan baik fisik bangunan, maupun dalam memakmurkan Masjid melalui bantuan sumber daya manusia dan dana serta sarana prasarana pendukung lainnya. Sementara dalam kesempatan yang sama Pengurus PD Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Hadi Asrof Kusumajaya menyampaikan bahwa PD Muhammadiyah akan memberikan support guna lebih memakmurkan Majid Al Husna.

Memakmurkan Masjid secara fisik dengan melakukan perbaikan atau renovasi bangunan masjid agar lebih menarik dan membuat nyaman jamaah dalam beribadah. Memakmurkan kegiatan masjid dalam beribadah melalui pengajian atau diskusi atau aktifitas lain yang membangun semangat beribadah jamaah yang ngregengke Masjid dan ngegrengke ati dalam bingkai ikhlas lilallahi ta’ala.

Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta yang hadir menyampaikan hikmah syawalan sekaligus memasang plakat peresmian Wakaf masjid Al Husna. Dalam hikamah Syawalan disampaikan, bahwa kita sering berdoa di penghujung Ramadhan dengan doa agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan berikutnya.

Namun yang perlu diingat, apakah kita konsekuen dengan doa tersebut atau hanya sekedar latah, setelah berdoa dan ketemu Ramadhan berikutnya, ibadah kita tetap adem ayem tidak ada peningkatan. Nah dalam kesempatan ini mari kita introspeksi dan berupaya agar dalam setiap menjalankan ibadah Ramadhan terjadi peningkatan amal ibadah dan peningkatan derajad ketaqwaan kita.

Setelah berpuasa kita merayakan lebaran dan bersilaturahmi saling maaf memaafkan, baik secara langsung dengan ketemu orang per orang maupun dengan teknologi digital berupa pesan singkat atau WA. Silaturahmi tersebut akan menumbuhkan rasa kebersamaan, yang mendorong kita hidup berdampingan secara harmonis, guyub rukun, gotong royong, saling menjaga, saling tolong menolong, saling bahu membahu. Kondisi tersebut membuat kita hidup aman dan nyaman, rasa itulah yang secara tidak langsung membuat usia harapan hidup di Yogyakarta berkisar 74 tahun. Dengan demikian dari titik awal silaturahmi kita mampu merabuk umur dan meningkatkan usia harapan hidup.

Pemerintah Kota Yogyakarta mengucapkan terima kasih atas wakaf dan bangunan Masjid, dan akan membantu dalam memakmurkan masjid. Apabila jamaah menghendaki maka bisa meminta bantua Pemkot untuk difasilitasi Wi Fi yang dipasang di Masjid Al Husna. Perkembangan teknologi Web 4.0 telah merubah budaya manusia dengan menjadikan dunia dalam genggamannya melalui gadget (HP).

Perangkat Wifi sangat membantu untuk mencari informasi, belajar, bahkan bisnis, melalui Jogja Smart Service atau JSS, jamaah Masjid dapat mengakses berbagai layanan dan konten Pemkot yang ada dalam aplikasi JSS. Dalam program Gandeng gendong yang melibatkan Pemerintah, Perguruan Tinggi, Pengusaha, Kampung dan Komunitas dibuat konten DODOLAN dan NGLARISI yang bisa diakses dalam JSS. Melalui kedua konten tersebut kita seperti mempunyai toko digital.

Melalui toko digital kita bisa promosi dan berjkualan baik produk maupun jasa. Selain Mareketing melalui JSS, kami juga melakukan penguatan UMKM baik sumber daya manusia dan tata kelola melalui pelatihan-pelatihan, standarisasi produk, standarisasi kemasan, stnadarisasi jasa.

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui gandeng gendong membeli produk olahan pangan UMKM uintuk keperluan jamuan rapat-rapat yang dalam setahun anggarannya berjumlah 38 Milyar. Sebagai contoh adalah kelompok PAKUDAYA dari Kelurahan Pakuncen yang dulu omzet perbulannya 2 juta sekarang bisa 60 juta per bulan. Kenaikan tersebut dikarenakan produk olahan pangannya mampu memenuhi standart hotel dan dijual-dibeli  oleh hotel-hotel disekitarnya, nah kalau jamaah Masjid Al Husna bisa membuat kelompok seperti itu, maka Pemkot berkomimen memfasilitasinya. Harapan kami melalui kelompok usaha atau pribadi, UMKM di Badran akan tumbuhrkembang dan mampu  meningkatkan kesejahteraan jamaah masjid pada khususnya dan warga Badran pada umunya. (Oni)