Wawali: Membangun Infrastruktur Yang Mampu Meningkatkan Kesejahteraan UMKM

Jum’at, 14 Juni 2019 bertempat di kampus Fakultas Ekonomi UTY, Jl. Glagahsari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menghadiri Syawalan warga yang diselenggarakan oleh LPMK Tahunan. Dalam Sambutannya Ketua LPMK Tahanunan, Bahagia Tarigan menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan warga negara yang memiliki keberagaman dalam memeluk agama dan kepercayaan.

Namun perbedaan tersebut tidaklah menjadi kendala untuk hidup rukun, berdampingan saling asah asuh satu sama lain dalam bingkai NKRI. Setelah sebulan kita beribadah puasa dan melaksanakan ibadah hari raya Idul Fitri, maka di bulan syawal ini, kita disatukan oleh keinginan untuk bersama-sama mengulurkan tangan untuk meminta maaf dan memberi maaf satu sama lain dengan hati ikhlas. Persaudaraan dan silaturahmi warga Tahunan semakin erat terjalin dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara dalam sambutannya Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa Yogyakarta sebagai Destinasi Wisata (Kraton, Taman Pintar, dll) dan transit wisatawan yang akan berwisata ke Pantai Selatan, Merapi, Borobudur dan Prambanan selalu mengalami kemacetan, dimana dibeberapa ruas jalan banyak terdapat antrean kendaraan yang menyemut. Mensikapi hal tersebut Pemerintah Kota Yogyakarta akan menerapkan kebijakan jalan satu arah, dimana akan kita awali dengan penataan kawasan Pedestrian Malioboro yang akan ditutup setiap selapan hari atau pada hari libur panjang.

Sebagaimana arahan Ngarsa Dalem, Sri Sultan Hamengku Buwana X terkait dengan kebijakan jalan tol, maka pemerintah Kota Yogyakarta berharap keberadaan jalan tol mampu mendorong perekonomian UMKM, melalui upaya rekayasa lalulintas berupa alur jalan yang menghubungkan jalan tol dengan pelaku usaha UMKM di Kota Yogyakarta, dan agar pengguna jalan tol tidak hanya lewat semata namun menginap, berwisata dan nglarisi UMKM di Kota Yogyakarta.

Selanjutnya guna mendukung UMKM Pemkot juga memfasilitasi Masyarakat melalui dana Kelurahan yang besarannya berkisar 1 M / kelurahan. Dana Keluhanan tersebut hendaknya mampu mengatasi permasalahan yang muncul di setiap Kelurahan, oleh karena itu peran serta RT, RW, Kampung dan LPMK  dalam membuat progam pembangunan dan pengembangan wilayah yang terintegrasi satu sama lain dalam sebuah road map sangat diperlukan.

Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam do it kampung, yakni : Dodolan Kampung berupa membangun konten atau isi dari Kampung, misal Tahunan Kampung batik jumputan , dodol kampung berupa upaya untuk membangun merk atau branding dari sebuah kampung, jika Tahunan punya produk batik Jumputan maka bagaimana agar wisatawan ketika menyebut Tahunan maka yang terbayang adalah Batik Jumputannya yang berkualitas. Dan do dolan Kampung artinya adalah bagaimana agar Kampung menjadi destinasi wisata, melalui batik Jumputannya.

Nah melalui Do it Kampung akan terbentuk pelaku UMKM di setiap kampung dan dengan adanya infrastruktur jalan yang terhubungkan dengan Kampung-Kampung maka UMKM akan tumbuh dan berkembang, hal itu akan berdampak pada meningkatknya pendapatan dan kesejahteraan keluarga, yang dampak berikutnya adalah meningkatnya PDB dan inflasi yang rendah. (Oni)