Wakil Walikota : KTA Pramuka bisa untuk menabung di Bank

Pramuka Kwartir Cabang Kota Yogyakarta menyelenggarakan Halal bil halal pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 jam 10 di Ruang Truntum Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Halal bil halal yang dihadari oleh Pengurus Kwarcab, Saka, UKM Pramuka Perguruan Tinggi, Pembina dan andalan cabang berlangsung meriah. Dalam kesempatan tersebut Kakwarcab yang juga Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan sambutannya, bahwa Pramuka sebagai salah satu pilar pemberdayaan generasi muda merupakan agen perubahan. Sebagai agen perubahan Pramuka dituntut tanggap dan tangguh dalam menghadapi perubahan tantangan jaman, terlebih di era Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang ditandai dengan kehadiran web 4.0. Sikap tanggap berupa kemampuan beradaptasi terhadap setiap perubahan, sedangkan tangguh merupakan kemampuan kita dalam mengantisipasi perubahan dan menjadikan Pramuka mampu bersaing sebagai pilihan utama pemberdayaan pemuda. Oleh karena itu melalui kerjasama dengan bank kita buat program Kartu Tanda Anggota/KTA Pramuka yang dapat dipergunakan untuk menyimpan uang di Bank (menabung). Selain untuk menabung KTA tersebut juga bisa digunakan untuk meminjam buku di Perpustakaan. Harapan kami melalui program tersebut akan mampu menarik minat generasi muda untuk aktif di pramuka dan membangun budaya menabung serta literasi.

Dalam kesempatan halal bil halal atau syawalan tersebut Ustadz Ikhsan memberikan siraman rohani, bahwa syawalan ini merupakan budaya islam yang berkembang di Indonesia. Melalui syawalan kita dapat saling bersilaturahmi dan maaf memaafkan serta mendapatkan pencerahan dalam tausiyah didalamnya. Perkembangan Islan di Indonesia bersinergi dengan budaya yang ada pada saat itu. Sebagaimana kita ketahui bahwa Masjid yang dibangun para wali, didesain dengan atap susun tiga, yang dapat dimaknai sebagai Aqidah, Syariah dan Akhlakul Karimah. Seseorang yang telah mengamalkan akidah dengan meletakkan iman di hati dan melakukan ibadah dalam kesehariannya, akan tercermin dalam perilaku mulia, selaras dengan Hablu Minalloh dan Habblu Minnas yang menjadikan Islam sebagai Rahmatanm lil ‘alamin. Dalam Konteks tersebut maka yang dipasang diatas atap Masjid bukan kubah melainkan bentuk daun kluweh yang melambangkan orang yang linuweh. Orang linuweh adalah orang yang mampu menempatkan dirinya sebagai abdi Alloh SWT yang telah beribadah secara vertical dan horizontal sehingga keberadaannya bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya. (ant)