Zonasi pedagang atasi kebersihan Malioboro

Paguyuban Kawasan Malioboro bersama PPMS,Laznas Al Azhar, LDPM UCY, APKLI Jogja, Handayani, Angkringan Padma menggelar halal bi halal, Obrol  Santai Malioboro Baru, hari Jum’at, 5 Juli 2019 di lesehan Malioboro. Dalam suasana santai namun khidmat penuh kekeluargaan, hadir  Wakil Walikota Yogyakarta bersama Dinas Pariwisata, UPT Miloboro, PHRI DIY dan pemangku kepentingan kawasan Malioboro, dalam Obrol Santai tersebut Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta menyampaikan bahwa semua pemangku kepentingan Malioboro baik itu Pemerintah, Pedagang, Pelaku Pariwisata, dan masyarakat hendaknya melakukan dengan totalitas dan terintegrasi satu sama lain. Totalitas sangat diperlukan untuk membangun etos kerja  dan rasa memiliki kawasan malioboro, dengan guyub rukun gotong royong memetri Malioboro. Sinergitas diperlukan agar semua segi/sisi satu sama lain bisa terhubung dalam sebuah jalinan yang harmoni. Misal tentang sampah bagaimana pedagang bisa bersinergi dengan menyediakan tempat sampah dan memungut sampah di sekitar tempatnya berdagang  guna senantiasa terjaga kebersihannya, disisi lain bagaimana UPT Maliboro bisa membuat sistem tata kelola sampah, bagaimana sampah setelah dikumpulkan para  pedagang maupun sampah di tempat sampah yang telah disediakan termasuk sampah yang tercecer di kawasan Malioboro dapat dikelola dan diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sekarang ini yang baru ngetren adalah istilah zonasi, bagaimana para pedagang kita buat zonasi setiap tiga atau beberapa pedagang dalam satu wilayah memiliki tanggung jawab kebersihan di zonanya. Mereka menyediakan alat dan sarana kebersihan yang akan mereka gunakan untuk membersihkan sampah di zonanya. Agar setiap  ada sampah yang tercecer dapat langsung dibersihkan oleh pedagang dalam zona tersebut. Melalui zonasi pedagang, juga akan memudahkan dalam mengontrol apa bila ada sampah yang tercecer, siapa yang bertanggung jawab atas kebersihannya di  zona tersebut.

Melalui pembenahan dan penataan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan di Malioboro diharapkan mampu menjadikan Malioboro makin Istimewa, ngangeni dan menjadi ladang subur bagi pedagang maupun pelaku bisnis di Kawasan Malioboro. Pembenahan dan penataan yang kreatif dan inovasi akan menjadikan Malioboro makin hidup dan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan destinasi wisata di tanah air maupun internasional. Dan bagi pedagang yang nuthuk harga, langsung diberi SANKSI TEGAS tidak ada toleransi.

Dalam kesempatan itu Presedium Paguyuban Kawasan Malioboro, Jarwo menginformasikan bahwa para pedagang sedang melakukan inovasi dalam model bentuk tenda dan asesoris di dalamnya, maupun bagaimana care terhadap Malioboro melalui pengelolaan limbah baik sampah maupun limbah cair. Limbah tersebut akan dikelola, misal menjadi tissue basah atau bentuk lain ysng bermanfaat. Direncanakan besuk Minggu akan di lounching baik model maupun bentuk care Malioboro serta maskotnya. Selain itu juga disampaikan melalui Obrol Santai antar pemangku kepentingan Malioboro, diharapkan mampu menghapus sekat komunikasi yang tersumbat melalui dialog, dan mampu melahirkan ide kreatif dan inovasi untuk keberlangsungan Malioboro sebagai Destinasi Wisata yang hidup dan mengidupi masyarakat sekitarnya maupun pelaku bisnis di Kawasan Maioboro.

Obrol santai ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta. Potongan tumpeng diserahkan pada pemangku kepentingan Malioboro yang di wakili oleh PHRI DIY dan Paguyuban Pedagang kawasan Malioboro