Perekonomian Terangkat Melalui Gandeng Gendong, Empat Warga Cokrodiningratan Kembalikan PKH dan KMS

 

Empat warga Cokrodiningratan di Kota Yogyakarta mengembalikan bantuan Program Peserta Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Program Kartu Menuju Sejahtera (KMS), Selasa (23/7/2019).

Empat penerima bansos tersebut merupakan warga RT 27 Kelurahan Cokrodiningratan yang kini perekonomian keluarganya sudah mampu sejak ikut program gandeng gendong yang telah digulirkan beberapa waktu terakhir ini.

"Empat warga tersebut kini sudah mampu dan merasa tidak pantas lagi menerima bantuan sosial dari pemerintah, untuk itulah mereka mengembalikan bantuan tersebut kepada pemerintah," kata Ketua RT 27 Cokrodiningratan, Sobari.

Sobari mengaku, sejak digulirkannya program gandeng gendong oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, tidak sedikit warganya yang terbantu dalam membangun usaha bisnis mereka.

"Termasuk empat orang ini, kini mereka sudah bisa menjalankan bisnis kulinernya melalui program gandeng gendong dengan jualan nasi box," imbuhnya.

Sobari mengungkapkan, kini warganya yang menerima KMS hanya tinggal dua orang saja. "Di wilayah RT 27 tinggal dua orang saja, keduanya memang saat ini masih membutuhkan bantuan tersebut," ucapnya.

Sobari berharap kedepannya tidak ada lagi warganya yang menerima bantuan sosial dalam bentuk apapun. "Saya berharap RT 27 bersih dari bantuan sosial, dan semoga program gandeng gendong ini mampu mengangkat ekonomi warga," harap Sobari.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi Mengapresiasi langkah tersebut, Pihaknya berharap langkah tersebut menjadi teladan bagi warga lain di Kota Yogyakarta.

“Kami akan terus melakukan upaya untuk menurunkan angka kemiskinan di Kota Yogyakarta, salah satunya adalah dengan program Gandeng Gendong dan Do it Kampung, dan di kelurahan Cokrodiningratan beberapa warga sudah membuktikannya,” jelas Heroe.

Salah satu bentuk program Gandeng-Gendong adalah memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat untuk menjadi penyedia jamuan makan dan minum dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Kami sudah melatih kelompok masyarakat, khususnya ibu-ibu untuk bisa menyediakan sajian makan dan minum dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah. Selain itu, kami juga sudah meminta hotel untuk bisa menyerap produk dari masyarakat yang ada di sekitarnya,” ujarnya.

Heroe juga mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menurunkan angka kemiskinan. Bahkan, penurunannya melampaui target yang ditetapkan yakni berada di angka 6,9 persen pada 2018.

Padahal, penurunan kemiskinan ditargetkan sebesar tujuh persen di tahun 2022. Namun, di 2018 target tersebut sudah terlampaui.

“Pada 2022 ditarget tujuh persen penurunannya. Sekarang baru tahun kedua kita sudah 6,9 persen. Artinya sudah melampaui target yang lima tahun,” tandasnya. (Tam)