Pelaku Wisata Diminta Ciptakan Narasi Positif Jogja

 

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi meminta pelaku wisata untuk membangun narasai positif Kota Yogyakarta. Menurutnya hal tersebut kini menjadi kunci utama dunia pariwisata.

“Sekarang ini semua informasi wisata diakses melalui media sosial, kalau kita tidak bisa membangun narasi positif tentu akan kalah,” ucapnya saat membuka Workshop Kuliner dan Belanja di Prawirotaman Gallery Hotel, Selasa (23/7/2019).

Pihaknya meminta pelaku wisata untuk mulai membuat cerita menarik tentang semua obyek wisata yanga ada di Kota Yogyakarta, tidak hanya destinasi namun juga tentang kuliner.

“Melihat perkembangan wisata kuliner saat ini, yang sedang digemari sebenarnya adalah cerita atau story telling tentang makanan itu sendiri. Sehingga orang tertarik tidak hanya pada rasanya saja,” ucapnya.

Disisi lain, Heroe juga mendorong kampung wisata untuk mengambil bagian tersebut. Kampung wisata diharapkan bisa menghadirkan sesuatu yang natural yang justru menjadi daya tarik para wistawan.

Menurutnya kampung wisata harus bisa juga mengajak wisatawan untuk menyelami kehidupan di kampung wisata. “Wisata masa kini tidak hanya membuat wisatawan melihat, tapi juga menikmati sensasi maupun pengalaman merasakan langsung,” ujarnya.

Karena sekarang ini, sambungnya, pariwisata yang menarik adalah yang dapat memberikan experience atau pengalaman. Misal, menyiapkan paket menari yang dapat diikuti oleh wisatawan dengan menyediakan baju tari yang praktis siap dipakai, atau bisa juga wisatawan diajak untuk belajar membatik.

Ia juga menekankan pentingnya membangun sekaligus mempertahankan karakter Yogyakarta di tengah ketatnya persaiangan industri wisata yang begitu marak belakangan ini.

“Kita harus tetap membuat Yogyakarta memiliki karakter yang kuat, Yogyakarta kota seni dan budaya harus dikuatkan agar orang mau datang,” ucap Heroe.

Pihaknya menilai Kalau hanya wisata semua tempat bisa dibuat, bahkan bisa lebih bagus, termasuk dengan mereplikasi yang sudah ada. Seperti Palembang yang baru saja membuat wisata malam dengan julukan “Malioboro dua”.

Untuk mendorong hal tersebut, Heroe mengajak seluruh pemangku kepentingan dunia wisata untuk melakukan sejumlah perbaikan. Termasuk Hotel, Heroe meminta agar hotel memberikan nuansa Yogyakarta yang kuat.

“Selain kuliner dan desain bangunan dan interior, hotel juga harus bisa menghadirkan nilai-nilai khas Yogyakarta, jangan sampai karakter Yogyakarta kita gerus sendiri,” tandasnya. (Tam)