NGLARISI pasarkan produk UMKM Jogja

Dinas kesehatan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan keamanan pangan, Selasa-Rabu, 30-31 Juli 2019 di Ruang Arjuna, Kompleks Balaikota, Timoho. Pelatihan yang diikuti oleh puluhan pelaku usaha baru atau Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP). Setelah mengikuti pelatihan para peserta akan memperoleh sertifikasi produk pangan industry rumah tangga (PIRT). Kegiatan ini dimaksudkan agar pelaku usaha olahan pangan memahami dan melakukan proses produksi olahan pangan yang diproduknya memenuhi standar mutu. Dengan produk yang memenuhi standar mutu maka keamanan pangan akan terpenuhi dan konsumenpun bisa mengkonsumsi dengan nyaman tanpa was-was. Sebagai narasumber adalah pakar, praktis, pemkot, dan balai POM. 

Di hari kedua Wakil walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjadi salah satu narasumber,  dalam paparan materinya menjelaskan bahwa program penguatan UMKM di bidang olahan pangan tidak hanya berhenti pada pelatihan keamanan pangan namun berlanjut dan berjenjang. Setelah pelatihan ini bisa bergabung dalam program gandeng gendong dengan membentuk kelompok usaha yang terdiri kurang lebih sepuluh orang dimana didalamnya ada warga KMS atau mempekerjakan warga KMS. Pelibatan warga KMS dikandung maksud agar warga KMS  termotivasi dalam bekerja yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Selain membentuk kelompok juga membuka rekening di BPD DIY dan memiliki NPWP.  Setelah persyaratan lengkap dibawa ke kantor Dalbang Kota Yogyakarta agar didaftarkan dalam program gandeng gendong. Manfaat mengikuti gandeng gendong adalah adanya komitmen Pemkot untuk membeli produk olahan pangan yang diproduksi masyarakat guna pemenuhan kebutuhan konsumsi rapat/pertemuan dalam lingkungan Pemkot. Besaran nilai anggaran konsumsi tersebut adalah 42 milyar di tahun 2019. Pemerintah Kota Yogyakarta juga bekerjasama dengan chief untuk melakukan kurasi pada produk olahan pangan agar produk tersebut bisa dikoreksi dan ditingkatkan kualitas produknya baik cita rasa maupun kemasannya. Produk yang memenuhi kualifikasi bisa dipasarkan di hotel-hotel dan toko jejaring di Kota Yogyakarta bahkan untuk toko jejaring yang baru berdiri kami mensyaratkan adanya kerjasama dengan UMKM lokal yang dibuktikan melalui MOU dengan Camat setempat.

Guna mensikapi era digital yang ditengarai dengan kehadiran web 4.0 dan mewujudkan Smart City, Pemkot membuat aplikasi Jogja Smart Service/JSS. Dalam JSS ada berbagai konten dari mulai aduan, permohonan ambulance, layanan rumah sakit/puskesmas, dan berbagai layanan lain yang memberi kemudahan masyarakat. Konten layanan yang mendukung UMKM adalah DODOLAN dan NGLARISI melalui kedua konten tersebut para pelaku UMKM dapat mempromosikan dan bertransaksi secara digital. Pelaku UMKM yang tergabung dalam gandeng gendong telah merasakan manfaat dari konten NGLARISI, sebagai contoh adalah kelompok masyarakat dari Pakuncen (Pakudaya) yang dulu hanya beromzet 2-5 juta/bulan setelah bergabung dalam gandeng gendong dan dipasarkan melalui konten NGLARISI maka omzet yang diperolehnya sekarang berkisar 70 juta/bulan. Dengan melihat berbagai manfaat tersebut kami berharap para peserta pelatihan ini bisa bergabung dalam gandeng gendong dan bersama-sama berupaya meningkatkan pendapatan keluarga. Kami yakin dengan kerja keras para pelaku usaha olahan pangan maka kita bisa membangun Kota Yogyakarta sebagai Kota kuliner yang mampu menghadirkan wisatawan dan menggerakkan ekonomi Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut salah satu peserta pelatihan menyerahkan hasil produk olahan pangannya pada Heroe Poerwadi untuk dikurasi apakah sudah layak untuk dipasarkan di hotel atau toko jejaring. (ant)