Simulasi bencana, untuk waspada dan kurangi korban

Kecamatan Gedongtengen yang memiliki dua Kelurahan, yakni Sosromenduran dan Pringgokusuman pada hari Minggu pagi, 4 Agustus 2019 menggelar simulasi  kesiapsiagaan bencana di Kampung Sosrodipuran dan Kampung Pringgokusuman. Dalam simulasi gempa bumi tersebut hadir ratusan relawan dari kedua kampung, Puskesmas, Linmas, tokoh masyarakat, TAGANA dan relawan yang tergabung di BPBD Kota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan varahan, “Simulasi seperti ini hendaknya terus dilakukan agar masyarakat menjadi terasah dan terlatih dalam menghadapi bencana”. Setelah memberikan arahan di Kampung Sosrodipuran, Heroe Poerwadi menuju lokasi di Kampung Pringgokusuman.  

Ditandai dengan bunyi kentongan dengan nada titir dan teriakan gempa, gempa, gempa, ratusan orang berlarian keluar rumah menuju titik pengungsian. Babinkamtibmas, babinsa dan Puskesmas segera bergerak menuju lokasi bencana, demikian juga relawan Warga Pringgokusuman segera mendirikan tenda pengungsi, melakukan pencarian korban dan assisment. Tak lama kemudian mobil  Dapur Umum  TAGANA siap dilokasi dengaqn dibantu relawan warga menyiapkan makan untuk pengungsi, sementara Dokter Puskesmas dan ambulance hilir mudik mengangkut korban yang mengalami luka akibat terkena reruntuhan bangunan. Satu persatu korban berhasil dievakuasi untuk ditindaklanjuti dengan pengobatan dan perawatan. Wakil Walikota Yogyakarta dengan didampingi Kepala BPBD Kota Yoagyakarta melakukan evaluasi atas pelaksanaan simulasi tersebut. Dalam evaluasinya Heroe Poerwadi menjelaskan, bahwa koordinasi pada saat terjadi bencana hendaknya dilakukan secara berbarengan dalam sebuah reaksi antisipasi bencana. Jangan terlalu lama dalam berkoordinasi tapi lakukan pertolongan sembari berkoordinasi melalui alat komunikasi.  Data yang ada harus valid dan tunggal jangan sampai ada data yang berbeda dari tiap tempat, lakukan investigasi dan satukan data dalam bank data tunggal agar memudahkan apa yang harus dikerjakan, apa kebutuhannya, bagaimana tindakannya.  Lebih lanjut Heroe Menjelaskan bahwa kesiapsiagaan bencana ini merupakan sebuah keharusan ketika kita menempati daerah dengan potensi kebencanaan. Simulasi yang terukur dan teratur akan membimbing kita dalam memahami kondisi bencana dan menyiapkan kita dalam mengantisipasi bencana. Selain waspada maka manfaat lain dari simulasi ini adalah menekan jumlah korban yang mungkin muncul dalam sebuah kejadian bencana. Setelah terbentuk Kampung Tangguh Bencana/KTB hendaknya para relawan membuka jejaring dengan membentuk forum komunikasi antar KTB pada leval kecamatan, hal ini selain untuk komunikasi juga bisa untuk diskusi dan berbagi pengetahuan kebencanaan.

Acara diakhiri dengan pelantikan relawan bencana Kampung Pringgokusuman dan penyerahan SK KTB oleh Wakil Walikota Yogyakarta. Setelah dilantik dan menrima SK maka Ketua KTB Pringgokusuman mengangkat Heroe Poerwadi sebagai anggota kehormatan dengan ditandai penyerahan Kaos relawan. (ant)