Blusukan Wakil Walikota di Bantaran Sungai Gajah Wong

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyaksikan langsung proses pengerukan di bantaran sungai Gajah Wong di Sidobali, Muja-Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta (5/8). Sungai Gajah Wong dulunya merupakan kawasan kumuh, namun kini disulap menjadi kawasan yang rapi dan bersih. Ini merupakan program dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, dalam penataan kawasan kumuh pada tahun ini.

Penataan di Kelurahan Muja-Muju dilakukan dari Jembatan Balirejo hingga Jembatan Gembira Loka Zoo. Penataan kawasan kumuh di Kelurahan Muja-Muju sudah dimulai sejak tahun lalu di RT 53, dan untuk tahun ini dilanjutkan pada RT 52, RT 54 dan RT 29.

Di RT 54 sendiri sudah dibangun Jalan inspeksi di sepanjang bantaran Sungai, selain itu juga terdapat pendopo dan taman bermain yang sering di manfaatkan warga sekitar untuk bersantai atau berkumpul bersama. Hal ini tentu menjadi kemajuan yang amat baik bagi kelurahan Muja-Muju, khususnya yang berada di Desa Sidobali.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan bahwa, proses pembanguan revitalisasi sungai bertujuan untuk membuat lingkungan lebih nyaman, agar lingkungannya lebih tertata kembali. “Bagi warga yang terkena imbas 50% akan direlokasi, kita akan menyiapkan rumah susun bagi warga” ujarnya.

Warga yang sudah sepakat untuk direlokasi akan dipindahkan ke rumah susun yang akan disiapkan oleh pemerintah. Persiapan pembanguan rumah susun merupakan kolaborasi antara pemerintah Provinsi dan pemerintah Pusat. Nantinya rumah rusun yang akan dibangun seluas 350m2, dengan tiga lantai dan sekitar 30 unit kamar akan segera di bangun.

“Untuk rumah susun yang akan dibangun kali ini tipenya 36, tipe yang besar tidak seperti rusun-rusun pada umumnya, Rumah susun tidak diperuntukkan bagi Kelurahan Muja-muju saja namun diprioritaskan bagi warga sepanjang bantaran sungai Gajah Wong yang terelokasi,” kata Heroe Purwadi Wakil Walikota.

Di Kelurahan Muja-Muju yang sudah terelokasi sebanyak 41 rumah warga, dua rumah diantaraya terdampak 50% pengerukan. Progres pembanguan sudah mencapai 75%. Rencananya pada bulan November nantinya pembangunan sudah selesai. Jalan disepanjang bantaran sungai akan diperlebar lagi agar semakin luas. Pembangunan ini  untuk menambah akses masyarakat, sebagai program mitigasi bencana yakni banjir dan proteksi kebakaran.

Pembangunan tersebut sebagai upaya untuk menata lingkungan. Heroe Poerwadi juga berharap agar nantinya bisa menjadi contoh bagi yang lain, bahwa penataan lingkungan itu juga perlu agar permukiman semakin nyaman lagi.

“Rumah warga nantinya tidak akan lagi membelakangi sungai, namun semuanya akan dihadapkan ke sungai. Penataan permukiman di bantaran sungai tersebut mengacu pada gerakan M3K Mundur, Munggah dan Madep (memundurkan rumah, menaikkan rumah dan menghadapkan rumah ke suangai),” ungkapnya (Hes/Khr)