Merawat Kebhinnekaan Tunggal  Ika  dengan semangat Kurban

Peringatan Hari Besar Islam/PHBI Mandala Krida yang merupakan gabungan sepuluh masjid diseputaran stadion Mandala Krida Yogyakarta yang secara kewilayahan mencakup Kecamatan Gondokusuman dan Umbulharjo menggelar “Malam Gelar Takbir” pada hari Senin malam, 12 Agustus 2019 di sepanjang jalan Gondosuli. Dengan mengambil start dari Masjid Sunyaragi berjalan menyusuri jalan Gondosuli ke arah selatan. Tepat di depan panggung kehormatan para peserta melakukan unjuk kebolehan selama lima menit, kemudian berjalan kembali menuju Mandala Krida. Kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Camat Umbulharjo dan Gondokusuman, Lurah serta tokoh agama setempat. Muhadi Munawir tokoh Masyarakat sekaligus penasehat PHBI Mandala Krida, menjelaskan bahwa PHBI Mandala Krida yang beranggotakan Sembilan Masjid dan tiga Musholla telah menyelenggarakan kegiatan rutin peringatan hari besar keagamaan, ini adalah event yang kedua. Berbagai kegiatan peringatan keagamaan kami gelar untuk menumbuhkan kebersamaan antar masjid di seputaran mandala Krida, meski kami beda kecamatan namun kami tetap guyub dan melakukan syiar keagamaan secara bersama. Kami ingin generasi penerus kami adalah generasi yang cinta tanah air, yang beriman dan yang berakhlak mulia sebagaimana ajaran Nabi Besar Muhammad SAW. Sementara Sarjono HS dalam pembukaan Malam Gelar Takbir menandaskan dipilihnya thema “Semangat Pengorbanan Memperkokoh Kebhinnekaan” adalah upaya kami untuk mengedukasi generasi muda agar memahami kebhinnekaan, memahami pentingnya persatuan, pentingnya toleransi agar bisa bersama-sama menegakkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dalam pembukaan Malam Gelar Takbir PHBI Mandala Krida, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menyampaikan  apresiasi dan terima kasih pada PHBI Mandala Krida yang telah berkreasi dan berpartispasi aktif dalam upaya membangun generasi muda dibidang keagamaan, kebangsaan dan sosial. Selama tiga hari umat islam  menggelar takbiran, baik takbiran di Masjid, takbiran yang dilombakan maupun takbiran yang bersifat festival seperti malam ini. Takbiran merupakan syiar dan dakwah yang menyampaikan nilai-nilai luhur ajaran Nabi Muhammad SAW untuk kita aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kita memperingati Ibadah Idul Adha dan memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74, berangkat dari dua hal itu maka kita bisa memaknai bahwa untuk mencapai tujuan yang kita inginkan pasti memerlukan proses dan pengorbanan, sebagai ilustrasi untuk mencapai gelar sarjana (S1) kita melalui proses SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, dari proses itu banyak pengorbanan yang kita lakukan baik  tenaga, pikiran, biaya, dll. Bercermin dari proses dalam meraih keinginan yang memerlukan proses dan pengorbanan maka dapatlah kita simpulkan bahwa hidup dan kehidupan harus disyukuri sebagai karunia Alloh SWT dan dicari hikmahnya agar menjadi lebih baik ke depannya dan meningkat derajad ketaqwaan kita.

Lebih lanjut Heroe Poerwadi, berharap melalui kegiatan keagamaan yang dilandasi semangat kurban, kita rawat Kebhinnekaan dan cinta tanah air menuju persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan Jogja makin istimewa. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan mendapat Rahmat dan Ridho Alloh SWT dan dengan mengucapkan takbir tiga kali secara bersama-sama maka Malam Gelar Takbir ini kita mulai. (ant)