Badran Deklarasikan Kampung Sadar Bencana

 

Kampung Badran Kota Yogyakarta secara resmi dideklarasikan sebagai kampung sadar bencana bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke-74.

Diresmikan langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Badran Kampung Sadar Bencana diharapkan mampu menjadi pintu utama penanggulangan bencana secara cerdas di wilayah tersebut.

Heroe mengingatkan bahwa wilayah Kota Yogyakarta termasuk area yang memiliki potensi bencana, seperti banjir, angin putting beliung, erupsi gunung merapi, gempa hingga kebakaran.

“Dengan kampung sadar bencana ini diharapkan dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi dan yang diakibatkan oleh bencana,” ucap Heroe.

Selain itu, lanjut Heroe, juga  dapat memotivasi bagi kelurahan-kelurahan lain untuk juga mempersiapkan warganya terhadap bencana sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

Ia mengungkapkan jika penanggulangan dan pengurangan risiko bencana tersebut juga memerlukan komitmen dari seluruh lapisan mulai dari pemerintah, masyarakat, dan stakeholder yang terkait.

“Penanganan bencana dengan cepat dan tepat bergantung pada kegiatan antisipasi yang dilakukan. Oleh karena itu, seluruh pemerintah daerah, BPBD, OPD serta segenap komunitas relawan, sampai dengan tingkat kampung, wajib untuk mempersiapkan diri.” ungkapnya.

Dalam meminimalisir bencana, Pemkot Yogya  sudah melakukan berbagai upaya seperti pelatihan simulasi bagi setiap sektor, menyiapkan segala sarana-prasaran, dan pembentukan KTB.

 

Menurutnya pembentukan KTB sangat penting, yakni untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah. Mengingat mereka yang tahu dan dekat dalam menangani awal jiak terjadi bencana sehingga lebih cepat.

“Hal ini penting agar apabila terjadi bencana, maka masalah yang timbul dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat sasaran, dengan partisipasi masyarakat yang tergabung dalam KTB” ujarnya.

Sementara itu Koordinator Badran Kampung Sadar Bencana Noorhadi Rahardjo menjelaskan, warga Badran sudah sejak lama memiliki komitmen bersama untuk penanggulangan bencana.

“Tepatnya sejak terjadinya bencana gempa bumi pada tahun 2016 silam,” imbuhnya.

Ia menegaskan, komitmen tersebut dibuktikan dengan terbentuknya Basis Organisasi Kesiagaan Komunitas (Bokomi).

"Bokomi dirintis sejak tahun 2007, hingga saat ini Bokomi ini sudah tercatat secara resmi dan menjadi Bokomi yang diakui dunia internasional," kata Noorhadi. (Tam)