Pelantikan Pengurus HKTI Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyaksikan pelantikan kepengurusan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul yang bertempat di Ruang Bima, Balaikota Yogyakarta, Senin (19/8).
Sebanyak 22 pengurus dari HKTI Kota Yogya dan 6 pengurus dari Kabupaten Bantul dilantik oleh Ketua HKTI DIY yakni Ali Agus. Selain itu Dewan Penasehat HKTI DIY Iswandi Setyobudi, juga ikut menyaksikan pelantikan kepengurusan HKTI yang baru.
Sebelumnya pelaksanaan pelantikan Tingkat Provinsi sudah dilaksanakan di bulan Maret 2018 dan kemudian dilanjutkan dengan pelantikan tingkat kota madya yang dilaksanakan bulan ini pada Agustus 2019. Karena adanya Pemilihan Umum, maka pelantikan baru sekarang dilaksanakan.
Dewan Pimpinan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Yogyakarta dilantik dengan periode jabatan pada tahun 2019–2024. HKTI perlu segera melakukan konsolidasi, koordinasi dan pemberdayan agar kepengurusan lebih baik dari sebelumnya.
HKTI Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Basnas Kota Yogyakarta demi mensinergikan peningkatan bahan pangan yang merupakan kebutuhan dasar manusia, kebutuhan pangan di Indonesia khususnya di wilayah Kota Yogyakarta.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dengan lahan yang semakin sedikit di wilayah Kota Yogyakarta tersebut, membutuhkan kerjasama dari masyarakat dan pemerintah daerah untuk saling gotong-royong dengan melestarikan bahan pangan di setiap wilayah yang ada di Kota Yogyakarta.
“Semakin sempit lahan yang kita miliki, semakin kita mencari upaya apa dan bagaimana kita mampu memberikan bahan pangan ke masyarakat dengan maksimal. Kelompok Tani sudah memiliki sekitar 75 kelompok tani yang mengikuti komunitas tani di wilayah Kota Yogyakarta,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Yogyakarta sedang berupaya produktif untuk mengatasi bahan pangan dan lahan untuk pertanian yang ada di Yogya. “Disamping ketahanan pangan untuk kita, kita ingin masyarakat guyup rukun, selain itu kita adakan kampung sayur di setiap kelurahan di Kota Yogyakarta,” ungkapnya.
Tambahnya, dengan lahan seadanya masyarakat bisa memiliki kampung sayur di wilayahnya dengan berbagai tanaman seperti tomat, selada, terong cabai, jeruk yang bisa di tanam di lahan terbuka disetiap kampung.
“Dengan lahan yang sempit bisa dijadikan paket jualan dengan berbagai macam sayuran dan buah yang bisa di tanam walaupun sebagian besar lahan sempit,” katanya.
Sampai saat ini selain bahan pangan seperti sayuran dan buah-buahan, Kota Yogyakarta sudah melaksanakan budidaya lele cendol yakni sebanyak 2400 kolam lele di lingkup Kota Yogyakarta yang sudah berjalan semua. Nantinya Ikan lele ini sudah bisa dijual belikan oleh warga maupun penjualan ke pedagang pasar demi menambah penghasilan masyarakat.
“Meskipun kita memiliki keterbatasan lahan, namun kita sedang mengupayakan bibit-bibit tanaman dan lele cendol agar bisa dibudidayakan disetiap wilayah yang ada di Kota Yogyakarta," ungkapnya.
Heroe Poerwadi berharap nantinya kebutuhan-kebutuhan bahan pertanian HKTI serta warga Kota Yogyakarta memberikan pengolahan produksi pertanian yang semakin membaik dan berkualitas. “Semoga kedepannya pengembangan pertanian di kota Yogya menjadi lebih maksimal bahkan mampi mengalahkan daerah yang memiliki lahan yang luas,” ungkapnya.(Hes)