Pemkot Yogya Dukung Penuh Seni Budaya Kelurahan Purbayan

Kotagede memiliki sejarah dan kebudayaan yang sangat kaya. Daerah ini tercatat pernah menjadi pusat Kasunanan Mataram. Tak heran jika berkunjung ke sini, kita akan mudah menemui bangunan-bangunan dengan arsitektur klasik, kegiatan-kegiatan seni masyarakat, juga kerajinan dan kuliner khas.

Purbayan adalah salah satu dari tiga kelurahan di Kotagede. Purbayan berada di bagian selatan, yang di atasnya berdiri Pasar Kotagede, dimana tak jarang digunakan untuk menyelenggarakan event-event seni-budaya, salah satunya adalah Festival Kesenian yang di gagas oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogya dengan tema Jogja Langgeng Gayeng Reggeng.

Kehidupan masyarakat Kotagede tak bisa dilepaskan dari nafas seni budaya. Ada begitu banyak sanggar dan kelompok seni yang dijalankan oleh masyarakat, tak terkecuali pemuda.

Beberapa kesenian yang hidup di Purbayan adalah sanggar tari, karawitan, kethoprak, teater dan keroncong. Pelaku seni ini didominasi oleh generasi muda. Tak jarang kelompok-kelompok itu juga dipentaskan.

Lurah Purbayan, Ari Suryani mengatakan jika pihaknya terus mendukung pengembangan potensi seni-budaya di Kelurahan yang dipimpinya tersebut, salah satunya adalah memanfaatkan ruang publik yang ada di Purbayan.

"Ada beberapa tanah kosong di Purbayan yang semula berada di tanah milik warga, kemudian dikembangkan oleh Pemkot Yogya untuk dijadikan ruang publik, seperti panggung kesenian, Gedung serba guna, dan taman" katanya usai menghadiri festival budaya di pasar Kotagede, Minggu malam (25/8/2019).

Selain itu, lanjutnya, ruang publik jnj juga digunakan untuk pengembangan potensi ekonomi warga. Beberapa pelatihan yang sudah dilakukan seperti pembuatan roti kering, batik, bisnis online, dan sebagainya.

“Narasumber bisa dari warga sendiri atau kalau tidak bisa cari dari luar,” katanya.

Ia menargetkan agar setiap kampung memiliki ruang publik khusus. Sementara untuk masing-masing RW, ruang publik bisa dimaskimalkan di sarana yang sudah ada, semisal di masjid.

“Kalau ada tanah yang nganggur kita tawarkan agar dibangun dan didesainkan sama pemkot buat ruang publik,” katanya.

Karena telah menjadi salah satu ikon wisata, Ia berharap agar masyarakat tidak saja menjadi penonton, melainkan juga ambil peran. Untuk itu Ia terus berusaha mengembangkan selain kerajinan, juga kuliner khas Kotagede, seperti kipo, kembang waru, emping mlinjo dan sebagainya. (Han)