Dodolan Kampung Sasar Keparakan

Jumat pagi, (13/9), Dinas Pemberdayaan Masyarakat , Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta kembali menggelar Dodolan Kampung. Kali ini Kampung keparakan yang menjadi tempat sasaran program. Keparakan sendiri terkenal sebagai sentra pengrajin sandal, kulit, dan kain batik.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang juga turut dalam rombongan mengapresiasi kerja keras para pengrajin yang turut menyangga perekonomian warga Keparakan dengan menyerap tenaga kerja dari warga Keparakan. Selain itu Heroe juga mengingatkan para pengrajin untuk terus meningkatkan daya saing dengan berinovasi dan beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi.

Sebagian konsumen sudah beralih menggunakan teknologi digital dalam bertransaksi jual beli sehingga tidak perlu ketemu dengan penjual. Untuk itu pengrajin hendaknya juga berinovasi dan memanfaatkan teknologi agar tidak kehilangan market,” pinta Heroe.

Dodolan Kampung merupakan inovasi Pemkot Yogyakarta melalui DPMMPA yang dimaksudkan untuk menghidupkan berbagai potensi dari masing-masing kampung di Kota Yogyakarta. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat DPMPPA, Retnaningtyas mengatakan, Program Dodolan Kampung diambil dari kalimat “do dolan neng kampung” atau bermain ke kampung dengan maksud mengenalkan kampung ke publik

“Arti lain dari program ini adalah ngedol kampung dengan membranding kampung sehingga menarik pihak di luar kampung untuk turut berpartisipasi memberdayakan kampung,” ungkap Retnaningtyas.

Pada kunjungan ini, rombongan Dodolan Kampung mengunjungi beberapa sentra kerajinan di Keparakan, antara lain Batik Chandra yang digawangi oleh Muji Rahmawati, Jogja Typical Sandal, pengrajin sandal berbahan karet dan vinil yang sudah berdiri sejak tahun 1975 dan saat ini dapat menghhasilkan 300 pasang sandal dalam sekali produksi, serta Shen-Leather, rumah produksi yang menghasilkan jaket dan tas berbahan dasar kulit.

Selain itu, pada kesempatan ini Heroe juga menyerahkan bingkisan terhadap lansia di Keparakan yang diterima oleh ibu Marsilah warga RT 56, RW 13.  Bingkisan tersebut merupakan tali asih yang diberikan pada lansia yang rajin dan dipandang layak memenuhi kriteria menerima tali asih. (Glory/ant)